Tulisan Anggota Gafatar: Putus Komunikasi dengan Pihak Luar
Kamis, 14 Januari 2016 - 08:05 WIB
Sumber :
- VIVA/Daru Waskita
VIVA.co.id - Sekolah Berbasis Rumah (SBR) Gafatar yang berlokasi di Dusun Kadisoka RT 2 RW 1, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, tampak kosong dan tidak kegiatan pendidikan sama sekali karena telah ditinggalkan anggota Gafatar.
Meski tampak kosong namun gedung SBR masih dapat menguak kegiatan yang dilakukan Gafatar yang diduga menyebarkan aliran sesat.
Sebuah kertas lusuh ditemukan di luar gedung SBR Gafatar yang bertuliskan kalimat, "Putus komunikasi dengan pihak luar." Kalimat tersebut ditulis tangan menggunakan huruf latin, namun tidak jelas siapa pemilik tulisan tersebut.
Di bekas gedung SBR Gafatar juga ditemukan adanya formulir kesanggupan eksodus yang dibuang dan telah rusak akibat hujan. Selain formulir, ada pula kertas yang juga dibuang di samping rumah. Kertas tersebut ditulis tangan oleh pemiliknya menggunakan pena warna biru.
Kertas yang ditemukan kondisinya memang sudah rusak akibat air hujan. Namun beberapa catatan masih tampak jelas untuk dibaca.
Salah satu catatan tangan berbunyi, "Di luaran sana setinggi apapun pangkat, sekaya apapun mereka, sepintar dan sehebat apapun mereka, tetap dimata Tuhan, mereka adalah orang yang terlaknat."
Lalu di bawahnya terdapat tulisan, "Berbeda kita yang di dalam, semiskin apapun kita, sesederhana apapun, kita istimewa di mata Tuhan."
Pemilik buku note ini juga menuliskan, "Apa yang selama ini kita lakukan, adalah buah dari ajaran Milah Abraham."
Tak hanya itu, penulis juga menulis tentang putus komunikasi dengan pihak luar. "Putus komunikasi dengan pihak luar (saudara, bapak, ibu),".
Dituliskanya juga, tentang hijrah yang di kutip dari surat Alquran Surat Annisa ayat 97-100. "(4/97-100) Kita ini tertindas tidak merdeka, kita tidak bisa hidup sesuai perintah/maunya Tuhan. Seluruh dunia/ global masih banyak tanah kosong,".
Baca Juga :
Meski tampak kosong namun gedung SBR masih dapat menguak kegiatan yang dilakukan Gafatar yang diduga menyebarkan aliran sesat.
Sebuah kertas lusuh ditemukan di luar gedung SBR Gafatar yang bertuliskan kalimat, "Putus komunikasi dengan pihak luar." Kalimat tersebut ditulis tangan menggunakan huruf latin, namun tidak jelas siapa pemilik tulisan tersebut.
Di bekas gedung SBR Gafatar juga ditemukan adanya formulir kesanggupan eksodus yang dibuang dan telah rusak akibat hujan. Selain formulir, ada pula kertas yang juga dibuang di samping rumah. Kertas tersebut ditulis tangan oleh pemiliknya menggunakan pena warna biru.
Kertas yang ditemukan kondisinya memang sudah rusak akibat air hujan. Namun beberapa catatan masih tampak jelas untuk dibaca.
Salah satu catatan tangan berbunyi, "Di luaran sana setinggi apapun pangkat, sekaya apapun mereka, sepintar dan sehebat apapun mereka, tetap dimata Tuhan, mereka adalah orang yang terlaknat."
Lalu di bawahnya terdapat tulisan, "Berbeda kita yang di dalam, semiskin apapun kita, sesederhana apapun, kita istimewa di mata Tuhan."
Pemilik buku note ini juga menuliskan, "Apa yang selama ini kita lakukan, adalah buah dari ajaran Milah Abraham."
Tak hanya itu, penulis juga menulis tentang putus komunikasi dengan pihak luar. "Putus komunikasi dengan pihak luar (saudara, bapak, ibu),".
Dituliskanya juga, tentang hijrah yang di kutip dari surat Alquran Surat Annisa ayat 97-100. "(4/97-100) Kita ini tertindas tidak merdeka, kita tidak bisa hidup sesuai perintah/maunya Tuhan. Seluruh dunia/ global masih banyak tanah kosong,".