Gafatar DIY: Kami Tak Ada Kaitan dengan Mosaddeq
- VIVA.co.id/Daru Waskita
VIVA.co.id - Sejumlah keluarga yang hilang dan diduga bergabung dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) menuding ada ajaran ormas ini yang menyimpang dari agama, seperti tidak perlu salat atau puasa.
Namun, tudingan ini dibantah oleh Yudhistira, mantan ketua Gafatar DIY periode 2012-2015. "Kita tidak mengajarkan seperti itu. Ini yang perlu diklarifikasi," katanya, Selasa, 12 Januari 2016.
Menurutnya anggota Gafatar tidak saja beragama Islam. Namun, ada juga yang Katolik, Kristen, Hindu, Budha, dan Konghucu, sehingga tidak mungkin mengajarkan berbagai hal seperti ditudingkan para keluarga yang mengklaim sebagai korban Gafatar.
"Kita tidak mungkin melarang ibadah. Mengenai salat tidak salat itu urusannya masing-masing, bukan ranah Gafatar. Keyakinan itu masing-masing," ujarnya menambahkan.
Saat ditanya mengenai Ahmad Mosaddeq, Yudhistira mengungkapkan setiap orang bebas menentukan idolanya. "Sesepuh di Gafatar DIY itu saya, kalau nasional tidak ada kaitannya dengan Ahmad Mosaddeq. Tidak pernah ada struktur Ahmad Mosaddeq dalam struktur nasional," ucapnya.
Disinggung lebih jauh mengenai pemikiran Ahmad Mosaddeq yang mempengaruhi organisasi Gafatar, Yudhistira menjawab diplomatis, dan menyerahkannya ke masing-masing anggota.
"Banyak anggotanya, khususnya yang lebih dahulu pernah mendapatkan penyampaian pandangan Pak Ahmad Mosaddeq, mungkin itu hanya sekedar pandangan. Apakah para sahabat itu sepakat atau tidak itu bukan keharusan."
(mus)