Polri: Perekrutan Gafatar Melalui Kasih Sayang
Selasa, 12 Januari 2016 - 16:29 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Proses perekrutan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dilakukan dengan mengedepankan kasih sayang. Hal ini diungkapkan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charliyan di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 12 Januari 2016.
"Tata cara perekrutan Gafatar berdasarkan azas kasih sayang. Mereka anti kekerasan, mereka ingin mencari peradaban baru," kata Anton.
Anton menjelaskan, modus kelompok Gafatar ini berkedok agama dengan menyatukan semua agama, sehingga membuat pengikutnya tidak kesulitan menjalankan perintah Tuhan.
"Misalnya muslim, tidak perlu salat, puasa, yang penting orang berbuat baik, yang penting mengutamakan kasih sayang," ungkap Anton.
Dengan demikian, jenderal bintang dua itu menuturkan, Gafatar menciptakan suatu peradaban baru, yaitu menebarkan kasih sayang, perdamaian, dan kegiatan sosial lainnya.
"Namun, semuanya sedang kita dalami, dimana penyebaran dan tokoh-tokoh penyebarnya," katanya.
Hingga saat ini, menurut Anton, pimpinan kelompok organisasi Gafatar ini adalah Ahmad Musadeq. Ia sekarang masih mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang, Jakarta Timur.
Baca Juga :
"Tata cara perekrutan Gafatar berdasarkan azas kasih sayang. Mereka anti kekerasan, mereka ingin mencari peradaban baru," kata Anton.
Anton menjelaskan, modus kelompok Gafatar ini berkedok agama dengan menyatukan semua agama, sehingga membuat pengikutnya tidak kesulitan menjalankan perintah Tuhan.
"Misalnya muslim, tidak perlu salat, puasa, yang penting orang berbuat baik, yang penting mengutamakan kasih sayang," ungkap Anton.
Dengan demikian, jenderal bintang dua itu menuturkan, Gafatar menciptakan suatu peradaban baru, yaitu menebarkan kasih sayang, perdamaian, dan kegiatan sosial lainnya.
"Namun, semuanya sedang kita dalami, dimana penyebaran dan tokoh-tokoh penyebarnya," katanya.
Hingga saat ini, menurut Anton, pimpinan kelompok organisasi Gafatar ini adalah Ahmad Musadeq. Ia sekarang masih mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang, Jakarta Timur.