Cerita Bung Karno Jadi Model Patung Bundaran HI
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA.co.id - "Saya minta patungnya dibuat setinggi sembilan meter. Nanti akan diletakkan di bundaran depan Hotel Indonesia," ujar Presiden Sukarno kepada di halaman belakang Istana Merdeka suatu pagi akhir 1959.
Pagi itu, memang diundang ke istana oleh Bung Karno. Didampingi Henk Ngantung dan Trubus, ketiganya pada hari itu dibuat gelagapan. Maklum, untuk pertama kalinya mereka diminta mengerjakan patung perunggu. Dan yang memintanya Bung karno.
"Begini lho," kata Bung Karno sembari berancang-ancang memeragakan patung yang dikehendakinya. Kaki kanannya dimajukan dan tangannya melambai. "Selamat datang! Selamat datang para olahragawan," kata Bung karno seperti dituliskan kembali dalam buku karangan Hilmar Farid, Kisah Tiga Patung.
Kedua pelukis, Henk Ngantung dan Trubus spontan membuat sketsa gaya Bung karno dan akhirnya disetujui untuk selanjutnya dilakukan pembagian kerja.
Kala itu, Indonesia didaulat menjadi tuan rumah untuk acara Asian Games IV di Jakarta. Even yang menghadirkan atlet dari sejumlah mancanegara itu hendak disambut meriah oleh Bung Karno.
Lokomotif Bekas
Proses pembuatan patung yang kini dinamakan Patung Selamat Datang tersebut, terbilang rumit. Meski sudah dikenal piawai dalam membuat patung. Namun untuk yang berbahan perunggu, menjadi tantangan besar bagi Edhi. "Jangankan sembilan meter, 10 sentimeter pun belum pernah," kata Edhi kala itu.
Namun semangat tak pupus. Edhi pun berjalan ke Yogyakarta. Ia langsung menghubungi seniman patung bernama Ignatius Gardono. Keduanya lalu mendatangi bengkel kereta api di Pengok untuk membicarakan tentang tugas berat tersebut.
Beruntung ada pria bernama Mangun dan Sastro. Meski belum memiliki pengalaman di bidang perunggu, namun keduanya piawai di bidang peleburan besi.
Sejak itu, pengerjaan pun dimulai. Gardono menyiapkan pengecoran perunggu bersama para montir dengan menggunakan tungku dari lokomotif bekas yang dimodifikasi. Sementara mencari bantuan ke perusahaan gips di Solo.
Dalam praktiknya, pengerjaan patung ini melibatkan banyak orang. Setidaknya ada 40 orang yang terlibat mulai dari kuli kasar hingga ke pengecoran perunggu.
Alhasil, dalam waktu setahun, dimulai dari Agustus 1961 hingga pertengahan tahun 1962, patung Selamat Datang nan megah pun jadi. "Patung ini tak cuma untuk menyambut Asian Games. Tapi ini menjadi penanda Indonesia juga siap menyambut masa depannya sendiri," ujar Henk Ngantung.
(mus)