Stres, Orangutan Ini Kerap Benturkan Kepalanya ke Lantai
Kamis, 7 Januari 2016 - 10:37 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Aceng Mukaram/YIARI Dok
VIVA.co.id - Seekor anak orangutan Kalimantan yang dipelihara warga diduga mengalami tekanan mental. Orangutan itu kini diserahkan ke lembaga perlindungan orangutan, Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI).
Dalam keterangan tertulisnya, satwa dilindungi ini diketahui dalam kondisi memperihatinkan dan selalu memeluk dirinya sendiri.
"Mungkin merindukan kontak fisik yang ia dapatkan dari ibunya,” kata drh Jacklyn Eng, dokter hewan di YIARI, Kamis, 7 Januari 2016.
"Dia bertingkah abnormal karena stres, terkadang berjalan dan memukulkan kepalanya ke lantai. Ini menyedihkan."
Orangutan yang sudah dinamai Joss oleh pemeliharanya ini didapat dari Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, pada Selasa, 5 Januari 2016.
Ia telah dipelihara selama dua tahun, usai dibeli seharga Rp500 ribu oleh pemiliknya. Selama dipelihara, Joss hanya mengonsumsi susu dan tinggal di dalam rumah.
Joss juga menjadi orangutan pertama yang diselamatkan oleh YIARI di tahun ini. Tahun lalu, sebanyak 44 orangutan sudah berhasil dievakuasi.
"Saat ini sudah ada 99 orangutan di pusat penyelamatan kami. Upaya merehabilitasi Joss akan memakan waktu bertahun-tahun. Waktu yang panjang ini tidak hanya diperlukan bagi mereka untuk mempelajari keterampilan untuk bertahan hidup, tapi juga untuk memulihkan mereka dari trauma psikologis," ujar Direktur Program YIARI Ketapang Karmele Sanchez.
Menurutnya, memelihara orangutan tidak hanya illegal, tapi juga merupakan kekejaman bagi satwa langka yang cerdas ini. "Kami benar-benar berharap akan lebih banyak orang yang membantu kami untuk menyelamatkan orangutan sebelum terlambat," katanya.
Baca Juga :
Dalam keterangan tertulisnya, satwa dilindungi ini diketahui dalam kondisi memperihatinkan dan selalu memeluk dirinya sendiri.
"Mungkin merindukan kontak fisik yang ia dapatkan dari ibunya,” kata drh Jacklyn Eng, dokter hewan di YIARI, Kamis, 7 Januari 2016.
"Dia bertingkah abnormal karena stres, terkadang berjalan dan memukulkan kepalanya ke lantai. Ini menyedihkan."
Orangutan yang sudah dinamai Joss oleh pemeliharanya ini didapat dari Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, pada Selasa, 5 Januari 2016.
Ia telah dipelihara selama dua tahun, usai dibeli seharga Rp500 ribu oleh pemiliknya. Selama dipelihara, Joss hanya mengonsumsi susu dan tinggal di dalam rumah.
Joss juga menjadi orangutan pertama yang diselamatkan oleh YIARI di tahun ini. Tahun lalu, sebanyak 44 orangutan sudah berhasil dievakuasi.
"Saat ini sudah ada 99 orangutan di pusat penyelamatan kami. Upaya merehabilitasi Joss akan memakan waktu bertahun-tahun. Waktu yang panjang ini tidak hanya diperlukan bagi mereka untuk mempelajari keterampilan untuk bertahan hidup, tapi juga untuk memulihkan mereka dari trauma psikologis," ujar Direktur Program YIARI Ketapang Karmele Sanchez.
Menurutnya, memelihara orangutan tidak hanya illegal, tapi juga merupakan kekejaman bagi satwa langka yang cerdas ini. "Kami benar-benar berharap akan lebih banyak orang yang membantu kami untuk menyelamatkan orangutan sebelum terlambat," katanya.