Panglima TNI Tak Rela Jika Markas Kavaleri di Ambon Jadi Mal
Selasa, 5 Januari 2016 - 15:23 WIB
Sumber :
- Pusat Penerangan TNI
VIVA.co.id - Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, meninjau tiga satuan prajurit di Ambon, Maluku, pada Selasa, 5 Januari 2016. Panglima bertatap muka dan mendengarkan keluhan para prajurit di sana.
Baca Juga :
Panglima meninjau secara khusus markas Detasemen Kavaleri 5/Birgus Latro Cakti. Markas seluas 6 hektare itu berada satu kompleks dengan Cagar Budaya Benteng Victoria.
Detasemen Kavaleri Birgus Latro Cakti adalah satuan setingkat detasemen yang didirikan pada tahun 2005. Tahun 2011 mulai dilengkapi berbagai sarana dan prasarana, di antaranya, empat unit Panser Anoa, 12 unit Sarasin dan enam unit Veret. Kendaraan tempur itu menjadi kekuatan utama Detasemen Kavaleri Birgus Latro Cakti.
Detasemen Kavaleri Birgus Latro Cakti juga diproyeksikan sebagai embrio untuk batalion kavaleri ditambah satu kompi yang disebut Kompi BS (Berdiri Sendiri) yang berkedudukan di Ternate.
Pengembangan Detasemen Kavaleri Birgus Latro Cakti menjadi batalion kavaleri adalah pemindahan markas ke tempat yang lebih luas. Tetapi markas yang sekarang di kompleks cagar budaya itu tetap dipertahankan.
Panglima mengingatkan bahwa kompleks markas Detasemen Kavaleri Birgus Latro Cakti harus tetap menjadi cagar budaya jika kelak telah berpindah tempat dan menjadi batalion kavaleri. Dia tak rela jika kawasan cagar budaya itu nanti berubah fungsi menjadi tempat-tempat komersial.
“Kepindahan nanti dengan catatan, apabila tempat ini dijadikan mal atau tempat usaha atau perkantoran, maka kita (TNI) akan kembali ke sini,” kata Panglima, sebagaimana dikutip dari siaran pers Pusat Penerangan TNI yang diterima VIVA.co.id.
Panglima juga menginstruksikan kepada para prajurit agar memelihara dan merawat kendaraan-kendaraan tempur yang menjadi koleksi cagar budaya itu, di antaranya, Veret dan Sarasin. Dia berpesan, kendaraan-kendaraan mliter itu tak perlu lagi dioperasikan tetapi cukup dirawat dengan baik karena suku cadangnya sudah tidak diproduksi lagi.
“Jadi sudah pas kalian tinggal di lokasi cagar budaya, karena kalian juga memelihara kendaraan tempur cagar budaya,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Panglima juga menyampaikan bahwa TNI akan membangunkan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) untuk prajurit. Soalnya dia mencatat ada 44 prajurit yang bertugas di detasemen itu masih mengontrak rumah di luar markas.
Keluhan prajurit
Panglima juga mengunjungi markas Detasemen Zeni Tempur 5/Chakti Mandra Guna dan Pangkalan Udara (Lanud) Pattimura di Ambon. Di markas Detasemen Zeni Tempur 5, Panglima mendengarkan keluhan prajurit. Beberapa hal yang disampaikan adalah perbaikan 100 unit atap dan plafon rumah, pengaspalan jalan di bagian belakang Detasemen, penambahan truk, dan peremajaan kendaraan alat berat zeni.
“Kamu (Zeni) selama ini kerja yang bangun rumah orang, maka dari itu kewajiban saya agar kamu (juga) memperbaiki rumah. Truk nanti dilihat, kalau perlu diganti. Untuk alat berat akan disediakan sparepart (suku cadang), serta akan dilakukan pengaspalan,” kata Panglima.
Di Lanud Pattimura, prajurit menyampaikan kekurangan personel untuk mengoptimalkan operasi kerja. Panglima berjanji menambah personel tetapi akan lebih dikaji yang harus diprioritaskan.
Selama kunjungan itu, ditemukan berbagai saran dan usul, di antaranya, permasalahan tunjangan kemahalan untuk wilayah Maluku. Soalnya di wilayah Maluku harga bahan bakar minyak dan sembako mahal. Sementara gaji yang diterima prajurit di wilayah terluar dan terdepan sama dengan yang di kota besar.