Mensos: Alat Bantu Dengar di RI Masih Sangat Sedikit

Alat bantu dengar
Sumber :
  • REUTERS/Heinz-Peter Bader
VIVA.co.id - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa membenarkan fakta atas masih minimnya penggunaan alat bantu bagi para penyandang disabilitas. Padahal alat bantu tersebut sangat berguna bagi mereka untuk bisa menjangkau berbagai akses, khususnya fasilitas publik. Minimnya angka penggunaan alat bantu itu tergambar dalam survei sosial ekonomi nasional (susenas) Badan Pusat Statistk (BPS).

"Dari data BPS 2012 menyampaikan, penyandang disabilitas sebanyak 2,5 persen dari total penduduk 6.008.640 orang. Hanya 17,58 persen yang sudah menggunakan alat bantu," kata Khofifah di gedung Kementerian Sosial saat mengikuti kegiatan Refleksi Akhir Tahun bertema 'Meretas Jalan Sejahtera', Jakarta, Senin 28 Desember 2015.

BPS tahun 2012 merilis terdapat 82,42 penyandang disabilitas yang tidak menggunakan alat bantu. Khofifah mengatakan alat bantu disabilitas merupakan media optimalisasi mobilitas personal bagi penyandang disabilitas. Selain itu masih dibutuhkan juga penyediaan aksesibilitas yang memadai agar fungsi sosial, mental, sensorik dan intelektual para penyandang bisa dipenuhi oleh negara.


Hal ini kata Khofifah bagian dari pekerjaan rumah kementeriannya pada tahun yang akan datang. Oleh karena itu menteri tersebut meminta agar berbagai pihak bisa memberi masukan tentang program kementerian khususnya perihal pemenuhan alat bantu tersebut.


"Kementerian sosisal memulai tradisi baru dengan mengajak para penerima manfaat dan masyarakat memberi masukan," lanjut Khofifah.

 

Awal Desember tahun ini, Kementerian Sosial bersama perusahaan ritel nasional, Alfamart dan Alfamidi membagikan 5000 unit alat bantu disabilitas. Alat bantu tersebut antara lain berupa kursi roda, alat bantu dengar, kursi lansia hingga tongkat bagi tunanetra. (ren)