Kisah Bung Karno Menolak Diselundupkan
- VIVA.co.id / Dody Handoko
VIVA.co.id - Kisah mengenai sosok mendiang Soekarno atau yang akrab disapa Bung Karno memang selalu menarik disimak. Kali ini, ada sepenggal cerita saat Bung Karno menolak untuk kabur dari tempat pengasingan.
Ya, Pulau Flores memang dianggap bersejarah setelah menjadi tempat pengasingan Bung Karno. Di sini, Bung Karno hidup bersama Inggit Garnasih sang istri, Ibu Amsi sang mertua, dan anak angkatnya, Ratna Djuami atau Omi.
Tak berapa lama kemudian, barulah bergabung empat orang pembantu, satu di antaranya Riwu Ga yang mengikuti Bung Karno hingga ke era pembuangan di Bengkulu sampai Indonesia merdeka.
Dalam buku Total Bung Karno karya Roso Daras diceritakan bahwa selama dalam masa pembuangan, Bung Karno telah menjelma menjadi “penyelundup” ulung.
Ia juga berhasil menjalin komunikasi penuh sandi dengan para awak kapal. Terlebih, kapal-kapal lintas pulau, umumnya diawaki para ABK pribumi, yang semuanya menaruh hormat kepada Sang Tokoh Pergerakan.
Untuk mendapatkan semua kebutuhan dan informasi, ada kalanya Bung Karno rela berdesak-desakan di pelabuhan. Namun terkadang ia mengirim orang suruhan. Dengan bahasa-bahasa tertentu, komunikasi berjalan lancar.
Sampailah suatu ketika, saat Bung Karno sedang menanti paket pesanan rahasia di pelabuhan, tiba-tiba turun seorang awak kapal berbadan tinggi besar dan berkulit gelap.
Ia menyeruak kerumunan orang dan mendekati Bung Karno. Setelah tiba di hadapan Bung Karno, ia sedikit membungkuk dan berkata bisik, “Bung, katakanlah kepada kami, kami akan menyelundupkan Bung Karno. Saya jamin aman, tidak akan ada orang yang tahu.”
Namun tawaran menggiurkan itu ditolak Bung Karno. “Terima kasih, saudara. Lebih baik jangan,” kata Bung Karno sambil menatap awak kapal tadi penuh rasa terima kasih.
“Terkadang memang terbuka jalan seperti yang saudara katakan itu. Dan sering juga datang pikiran menggoda untuk lari secara diam-diam dan kembali bekerja untuk rakyat kita,” kata Bung Karno.
Si awak kapal mencoba tetap meyakinkan Bung Karno. “Kalau begitu, kenapa tidak dicoba saja, Bung? Kami akan sembunyikan Bung Karno dan membawa Bung ke tempat kawan-kawan,” kata orang itu.
Namun dengan tenang Bung Karno menjawab, "Kalau saya lari, ini hanya saya lakukan untuk memperjuangkan kemerdekaan. Begitu saya mulai bekerja, saya akan ditangkap lagi dan dibuang lagi. Jadi, tidak ada gunanya.”
Sadar usahanya sia-sia, awak kapal tersebut hanya berkata, "Sekiranya di suatu saat berubah pendirian Bung Karno, tak usah ragu, sampaikan kepada kami.”
Bung Karno merangkul awak kapal tadi, dan tanpa ragu mencium kedua pipinya. “Terima kasih. Di suatu masa, kita semua akan merdeka. Begitupun saya,” jawabnya dengan tenang. (ase)