Misi Rizal Sukma Jadi Duta Besar untuk Inggris

Pelantikan duta besar baru
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Rahmat
VIVA.co.id
- Hari ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik 10 duta besar baru di Istana Negara. Salah satunya adalah Rizal Sukma yang akan menjadi duta besar untuk Kerajaan Inggris, Irlandia dan organisasi maritim internasional (IMO) yang berkedudukan di Inggris. Rizal yang merupakan pakar Ilmu Hubungan Internasional itu menyoroti pentingnya kepentingan maritim Indonesia dengan Inggris.


"Ke depan kami kembangkan hubungan kerja sama maritim yang lebih tepat karena keduanya negara maritim," demikian disampaikan Rizal Sukma di kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 23 Desember 2015.


Sementara berkenaan dengan IMO yang mana Indonesia menjadi salah satu anggotanya, Rizal mengatakan Indonesia akan mengajak negara-negara lain mengembangkan tata aturan dan kesepakatan untuk menanggulangi polisi laut. Hingga saat ini aturan soal polusi laut kata dia belum dijadikan sebagai aturan bersama sehingga menyebabkan kerugian khususnya bagi negara-negara maritim. Polusi laut kerap disebabkan alur pelayaran yang semakin ramai. IMO sebagai organisasi yang mengatur pelayaran dan polusi laut dinilai perlu memiliki mandat soal itu setidaknya bagi negara-negara anggota yang tergabung di dalamnya.

Rizal juga menyoroti pentingnya Inggris sebagai negara investor khususnya dalam bidang infrastruktur yang memang menjadi fokus pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini. Hubungan investasi juga ditingkatkan meskipun selama ini hubungan dagang kedua negara dianggap cukup baik khususnya untuk perdagangan hasil-hasil indusri kreatif hingga otomotif.

"Yang menarik memang beberapa tahun belakangan tampak peningkatan signifikan di
wood product
dan kerajinan," katanya.


Rizal Sukma dikenal sebagai salah satu figur yang turut mendukung Presiden Joko Widodo dalam pemilihan presiden tahun lalu. Dengan latar belakang Ilmu Hubungan Internasional, Rizal memperoleh gelar PhD dari the London School of Economics and Political Science Inggris pada tahun 1997. Dia juga sempat menjabat menjadi direktur eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jakarta dan pernah dimasukkan sebagai salah satu dari 100 pemikir global di majalah Foreign Policy pada tahun 2009. Rizal dikenal cukup dekat dengan mantan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto yang juga ahli dalam bidang pengkajian strategis itu.