Ini Sosok Pria Malang yang Tawarkan Kewarganegaraan Rp1 M

Asril Siregar, peternak lele yang menjual kewarganegaraan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Twitter

VIVA.co.id - Seorang pria asal Kota Malang Jawa Timur mengaku kepada siapa pun yang tertarik.

Pria bernama Asril Siregal itu pun mendadak populer. Lantas bagaimana sosok dari pria yang kini dikecam sejumlah netizen tersebut.

“Saya asli Medan. Saya merantau ke Malang sejak tahun 2007,” kata Asril Siregar sat ditemui VIVA.co.id,  Kamis, 3 Desember 2015.

Ia melanjutkan, Tahun 2008, pria yang kini berusia 28 tahun itu mencoba masuk ke bangku kuliah dengan masuk di salah satu kampus swasta di daerah Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

Namun dia tidak seberuntung mahasiswa yang lain. Tahun 2010 dia terpaksa keluar karena kendala biaya.

"Saya kuliah sampai tahun 2010 karena tak ada biaya. Saat itu saya nyambi jadi sopir travel," katanya.

Lalu setelah keluar dari bangku kuliah, tahun 2011, dia mencoba melamar sejumlah pekerjaan, di antaranya menjadi petugas keamanan di salah satu pusat kebugaran milik perguruan tinggi negeri di Malang. Dengan gaji sebesar Rp800 ribu per bulan, Asril, yang berkeinginan menyekolahkan putrinya hingga menjadi seorang dokter itu pun, mulai merintis upaya menjadi pengusaha sendiri dengan beternak lele.

"Saya ingin anak saya jadi dokter. Untuk itu butuh biaya besar dan saya harus punya usaha sendiri. Saya memilih lele karena saat itu melihat tetangga saya peternak lele dan berhasil," katanya.

Usaha ternak lelenya banyak mengalami pasang dan surut. Dia sempat kena tipu tetangganya sendiri, penjual bibit lele dan juga sempat sukses panen ribuan lele. Butuh satu tahun lamanya bagi Asril untuk menguasai kemampuan menjadi peternak lele handal.

Tak lupa, setiap panen, Asril membagikan sebagian rejekinya dengan bentuk beras pada penduduk kurang mampu di sekitarnya. Hingga pada tahun 2014, seorang kawannya datang dan menawarkan modal bersama untuk ternak lele yang besar, dengan 27 kolam.

Setelah mencicipi dua kali panen, Asril pun mengutarakan keinginan membuat komunitas patil lele, tujuannya membagikan ilmu dan mengajak para pengangguran merintis upaya menjadi pengusaha lele.

"Tapi ide itu belum terlaksana, kawan saya pindah ke Papua dan usaha lele saya tutup,” katanya. Asril bangkrut karena harus mengembalikan nilai modal sebesar Rp190 juta pada rekannya itu.

Kini tanah yang disewa selama 10 tahun itu pun terbengkalai tanpa ada bibit lele di dalamnya. Upaya Asril mencari bantuan modal ke berbagai instansi pemerintah hanya berbekas berbagai surat penolakan yang kini banyak mewarnai dinding media sosialnya.