Menhan Beri Lampu Hijau Pembelian Helikopter AW-101
Rabu, 2 Desember 2015 - 17:18 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan, seluruh pengadaan alat utama sistem pertahanan (Alutsista) TNI harus melalui Kementerian Pertahanan, termasuk rencana pembelian Helikopter VVIP AW-101 oleh TNI Angkatan Udara.
Ryamizard mengatakan, TNI AU telah mengusulkan pembelian helikopter kepresidenan yang diproduksi joint venture Inggris-Italia tersebut. Menurut dia, TNI AU paling paham kebutuhan maupun spesifikasi teknis dari helikopter VVIP itu.
"Saya lihat masuk akal tidak, saya tanya katanya harus menghadap Presiden, ya sudah," kata Ryamizad di kantor Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu 2 Desember 2015.
Atas usulan tersebut, Ryamizard mengaku tidak menolaknya. Sebab, kata dia, pembelian helikopter AW 101 memang kebutuhan TNI AU. "Tidak, sudah berapa kali disarankan, ya tak apa-apa," ujar dia.
Ryamizard juga meminta agar masalah pembelian helikopter VVIP itu tidak terlalu dibesar-besarkan sehingga tidak menjadi polemik.
"Bukan oke-oke aja, nanti salah lagi loh. Tapi TNI AU sudah mengkaji, ya udah. Jangan digede-gedein, nanti berkelahi lagi tuh, saya tidak mau," ungkapnya.
Seperti diketahui, masalah rencana pembelian 'tunggangan' baru, Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan jenis AgustaWestland AW-101, menuai pro dan kontra. Banyak pihak yang ingin menggantikan helikopter Inggris-Italia itu, dengan helikopter jenis Super Puma buatan PT Dirgantara Indonesia.
Baca Juga :
Ryamizard mengatakan, TNI AU telah mengusulkan pembelian helikopter kepresidenan yang diproduksi joint venture Inggris-Italia tersebut. Menurut dia, TNI AU paling paham kebutuhan maupun spesifikasi teknis dari helikopter VVIP itu.
"Saya lihat masuk akal tidak, saya tanya katanya harus menghadap Presiden, ya sudah," kata Ryamizad di kantor Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu 2 Desember 2015.
Atas usulan tersebut, Ryamizard mengaku tidak menolaknya. Sebab, kata dia, pembelian helikopter AW 101 memang kebutuhan TNI AU. "Tidak, sudah berapa kali disarankan, ya tak apa-apa," ujar dia.
Ryamizard juga meminta agar masalah pembelian helikopter VVIP itu tidak terlalu dibesar-besarkan sehingga tidak menjadi polemik.
"Bukan oke-oke aja, nanti salah lagi loh. Tapi TNI AU sudah mengkaji, ya udah. Jangan digede-gedein, nanti berkelahi lagi tuh, saya tidak mau," ungkapnya.
Seperti diketahui, masalah rencana pembelian 'tunggangan' baru, Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan jenis AgustaWestland AW-101, menuai pro dan kontra. Banyak pihak yang ingin menggantikan helikopter Inggris-Italia itu, dengan helikopter jenis Super Puma buatan PT Dirgantara Indonesia.