Banyak Kritikan, Helikopter Baru Jokowi Batal Dibeli?
- VIVA.co.id/Wikipedia
VIVA.co.id - Pemerintah akan membahas ulang rencana pembelian helikopter VVIP Agusta Westland AW-101. Usai mengantar Presiden Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, rencana pembelian ini adalah inisiatif TNI.
"Anggaran TNI, nanti kita bicarakan," kata Kalla, Minggu, 29 November 2015.
Menunggu Jokowi kembali pulang dari konferensi internasional perubahan iklim, masalah helikopter AW-101 ini akan dibahas.
"Nanti kita bahas. Setelah pulang (Presiden Jokowi) dibahas," lanjut Kalla.
Di tempat yang sama, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan, juga mengatakan hal serupa. Apakah memang helikopter Super Puma yang selama ini digunakan akan diganti, menurut Luhut, akan diputuskan.
Termasuk opsi, agar helikopter VVIP lebih baik menggunakan produksi dalam negeri, dalam hal ini buatan PT Dirgantara Indonesia (DI).
"Saya enggak mau berspekulasi (gunakan helikopter buatan PT DI), tapi kita akan lihat helikopter Presiden perlu diganti atau tidak," kata Luhut.
Luhut mengaku, sejauh ini belum ada opsi apakah tetap membeli helikopter AW-101 atau dari dalam negeri.
"Nanti kita rapatin setelah Presiden balik," katanya.
Banyak pihak mengatakan, helikopter buatan PT DI juga tidak kalah dengan jenis AW-101 yang diusulkan mau dibeli oleh pemerintah. Helikopter modern EC-725 Combat SAR produksi PT DI, memiliki teknologi canggih tetapi lebih terjangkau harganya ketimbang heli dengan kelas serupa, Agusta Westland AW-101. (one)