Tersangka Bentrok Tambang Bayuwangi Sempat Kabur
Sabtu, 28 November 2015 - 20:44 WIB
Sumber :
- REUTERS/Yusuf Ahmad
VIVA.co.id
- Dua tersangka kasus bentrok tambang emas di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, GT (19) dan SU (45), sempat kabur setelah akhirnya berhasil ditangkap lagi polisi dan kini perjalanan dibawa ke Polda Jawa Timur.
Informasi diperoleh VIVA.co.id, setelah polisi menetapkan GT dan SU sebagai tersangka, polisi hendak membawa keduanya yang tengah berada di rumah sakit karena alami luka akibat bentrok. Puluhan polisi mengawal penjemputan karena khawatir warga penolak tambang melakukan perlawanan.
Saat penjemputan dilakukan, GT dan SU sudah tidak ada di rumah sakit. Polisi lalu melakukan pencarian dan satu jam kemudian tersangka berhasil ditangkap. Ketika dikonfirmasi prihal kaburnya tersangka, Kepala Bidang Humas Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono, membenarkan hal tersebut.
Namun, dia menegaskan bahwa kedua tersangka sudah berhasil ditangkap. "Sudah diamankan dan sekarang dibawa ke Polda," katanya Sabtu malam, 28 November 2015.
Baca Juga :
Argo mengatakan, GT dan SU dibawa dan ditahan di Polda untuk menjalani pemeriksaan terkait peristiwa bentrok tambang di kawasan pegunungan Tumpang Pitu itu. Dia menerangkan bahwa kasus ini langsung ditangani Polda, sedangkan Polres Banyuwangi hanya membantu proses penyidikan. "Peran tersangka dalam kasus ini masih didalami," ucapnya.
Hingga kini, penyelidikan di lokasi bentrok masih berlangsung. Olah TKP oleh penyidik dan Labfor terus dilakukan untuk menguatkan adanya unsur pidana. Dari TKP, polisi mengamankan sejumlah bukti, seperti batu, pecahan kaca, dan lainnya. "Penyidikan di lokasi bentrok belum selesai," kata Argo.
Seperti diberitakan, bentrok antara ratusan warga dan polisi pecab di lokasi tambang emas milik PT BSI, Rabu, 25 November 2015. Kerusuhan bermula ketika warga penolak tambang menggelar pertemuan dengan pihak PT BSI dan Muspida Banyuwangi yang dimediasi Polres.
Warga meminta tambang ditutup karena khawatir kawasan pegunungan Tumpang Pitu sebagai lokasi tambang tidak bisa lagi jadi tameng bencana alam, seperti Tsunami.
Pertemuan tidak menemukan kata sepakat. Warga lalu mendatangi lokasi tambang untuk berdemo. Polisi berhasil mengendalikan keadaan. Sempat berhenti, malamnya ratusan warga kembali berdemo dan berakhir bentrok. Versi polisi, akibat peristiwa tersebut dua warga alami luka-luka dan dua orang polisi juga terluka.