Dana Pembelian Heli AW-101 Dicurigai dari Asing
- VIVA.co.id/Wikipedia
VIVA.co.id - Anggota Komisi I DPR RI, Syaifullah Tamliha, khawatir dengan rencana pembelian Helikopter Kepresidenan yang baru. Dia khawatir jika realisasi pembelian tersebut menggunakan pinjaman luar negeri.
“Saya khawatir pembelian pesawat di Italy itu menggunakan pinjaman luar negeri, pastilah itu berbentuk valas. Kalau itu pinjaman luar negeri, saya belum tahu ya karena belum dibahas di Komisi I. Pinjaman luar negeri itu membebani utang negara dan itu merubah postur anggaran APBN 2016,” ujar Tamliha di Gedung DPR RI, Jumat, 27 November 2015.
Tamliha juga tidak yakin jika Presiden Jokowi nantinya akan memilih jenis AgustaWestland AW-101 sebagai helikopter barunya.
“Saya tidak yakin Jokowi membutuhkan heli itu. Saya mendengar persis di KIH itu salah satu pointer penting. Waktu pertemuan KIH pertama dengan Pak Jokowi adalah dia akan memberdayakan hasil karya anak negeri ini, termasuk hasil dari PT Dirgantara Indonesia,” ungkapnya.
Sebelumnya, Anggota Komisi I DPR Tubagus Hasanudin merasa kecewa dengan pilihan pemerintah membeli Helikopter AgustaWaestland AW101 buatan luar negeri untuk kendaraan udara Presiden.
Menurut Tubagus, alternatif lain yang lebih tepat ialah Airbus Helicopter H225 Super Puma atau yang sebelumnya dikenal dengan sebutan Eurocopter EC225.
Meski lisensi atas helikopter itu dimiliki Prancis yakni perusahaan Airbus Helicopter, namun EC225 itu dibuat oleh PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Desain dan produksi dari EC225 dikerjakan langsung oleh PT DI.
“Jenis ini lebih bagus dan sudah dipakai oleh 32 kepala negara dan raja di dunia. Lagipula lebih baik kita pakai buatan dalam negeri. Harganya US$35 juta, bandingkan dengan AgustaWestland AW101 yang mencapai harga US$55 juta,” ujar Tubagus Hasanudin beberapa waktu lalu. (ase)