Soal Rusuh Banyuwangi, Kapolda: Anarkis, Kami Tindak Tegas
Jumat, 27 November 2015 - 14:52 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/D.A. Pitaloka
VIVA.co.id - Kepala Kepolisian Daerah Jatim, Inspektur Jenderal Polisi Anton Setiadji, meminta publik tidak membesar-besarkan kerusuhan tambang emas di Banyuwangi, apalagi dikait-kaitkan dengan kasus tambang di Lumajang. Dia mengatakan, polisi sudah melakukan penyelidikan dan suasana di sana mulai kondusif.
Anton mengatakan itu merespons kegaduhan kabar tentang adanya korban luka terkena tembakan aparat yang mengamankan demonstrasi warga penolak tambang di area tambang PT Bumi Suksesindo (BSI) di Tumpang Pitu, Kecamatan Pesanggrahan, Banyuwangi, Rabu, 25 November 2015.
"Katanya ada anak kecil kena tembak, enggak ada itu anak kecil luka terkena tembak," kata Kapolda seusai salat Jumat di Surabaya, Jumat, 27 November 2015. "Karena itu, jangan dimainkan, apalagi dikaitkan dengan Lumajang. Lumajang ya Lumajang, Banyuwangi ya Banyuwangi. Beda kasus."
Anton menjelaskan, rusuh di Banyuwangi berawal dari ketidakpuasan warga sekitar tambang. Kepolisian Resor (Polres) Banyuwangi lalu memediasi PT BSI, warga, dan Pemerintah Kabupaten. "Sudah dimediasi, tapi warga masih tidak puas lalu anarkis dan merusak, ya kami tindak tegas," ujarnya.
Mantan Kapolres Banyuwangi itu menambahkan, setelah menerima informasi ada kerusuhan, dia langsung meminta anak buahnya turun ke lapangan melakukan penyelidikan. "Saya juga minta cek apakah perusahaan tambang di sana punya izin atau tidak. Informasinya sudah kantongi izin," kata Anton.
Bukan urusan polisi
Kapolda mengaku sudah berkoordinasi dengan Gubernur Jatim, Soekarwo, terkait masalah tambang dan perizinannya. Hal itu dilakukan agar pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat. Itu diperlukan agar kejadian seperti di tambang Lumajang dan Banyuwangi tidak terulang.
"Kalau lahan tambang ada di wilayah kehutanan, ajak Perhutani bicara. Kalau tambang ada di sungai, ajak ngomong PU (Pekerjaan Umum) Irigasi. Warga juga diajak bicara. Ini urusan pemda, bukan polisi," ujarnya.
Ditanya soal kronologi rusuh tambang Banyuwangi dan jumlah korban luka, Anton menolak menjawab. Namun dia mengakui bahwa petugas Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam), Ditreskrimum, dan Labfor Polda sudah ke Banyuwangi.
Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono, mengatakan bahwa ada empat korban luka dalam kejadian itu. Dua orang dari warga dan dua orang petugas kepolisian. "Hari ini tim dari Krimum dan Labfor Polda sudah melakukan penyelidikan dan olah TKP (tempat kejadian perkara) di lokasi," katanya.