Konsumsi Jamu, Lele Cepat Dipanen
Jumat, 27 November 2015 - 00:01 WIB
Sumber :
VIVA.co.id - Siapa yang tidak suka lele. Lele adalah salah satu menu makanan favorit bahkan di setiap warung makan rutin terdapat menu ini. Disamping harganya yang lumayan terjangkau serta enak bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi ikan yang satu ini.
Lele merupakan salah satu jenis ikan yang sanggup hidup dalam kepadatan tinggi. Ikan ini memiliki tingkat konversi pakan menjadi bobot tubuh yang baik. Dengan sifat seperti ini, budidaya ikan lele akan sangat menguntungkan bila dilakukan secara intensif.
Memelihara ikan lele merupakan hal yang mudah, hanya dengan meletakkan kandang ayam di atas kolam lele, lele dapat tumbuh subur dari kotoran ayam. Itu adalah pemahaman umum orang awam. Namun ternyata membudidayakan lele dengan kualitas dan kuantitas tinggi bukanlah hal yang mudah.
Baca Juga :
Lele merupakan salah satu jenis ikan yang sanggup hidup dalam kepadatan tinggi. Ikan ini memiliki tingkat konversi pakan menjadi bobot tubuh yang baik. Dengan sifat seperti ini, budidaya ikan lele akan sangat menguntungkan bila dilakukan secara intensif.
Memelihara ikan lele merupakan hal yang mudah, hanya dengan meletakkan kandang ayam di atas kolam lele, lele dapat tumbuh subur dari kotoran ayam. Itu adalah pemahaman umum orang awam. Namun ternyata membudidayakan lele dengan kualitas dan kuantitas tinggi bukanlah hal yang mudah.
Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen pembenihan dan segmen pembesaran. Segmen pembenihan bertujuan untuk menghasilkan benih ikan lele, sedangkan segmen pembesaran bertujuan untuk menghasilkan ikan lele siap konsumsi.
Adalah kelompok pembudidaya ikan di Desa Kebun Tanjung Seumantoh Kec Karang Baru, Kab Aceh Tamiang sempat hampir putus asa dalam membudidayakan lele karena tingkat kematian lele yang cukup tinggi.
“Di tahun 2011 kami mendatangkan benih lele dari Sumatera Utara untuk kami budidayakan. Namun gagal karena sebagian besar mati,” ujar Bambang, Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele Tanah Berongga.
Beruntung pada pada tahun 2012 Pertamina EP Field Rantau memberikan pelatihan pembenihan, teknologi budidaya lele, dan bantuan kolam lele kepada para pembudidaya lele. Dari pelatihan tersebut, mereka berhasil melakukan pembenihan lele sendiri. Hebatnya lagi, dari hasil pelatihan tersebut POKDAKAN Lele Tanah Berongga berhasil mengembangkan suplemen pakan lele berbahan dasar rempah-rempah.
Suplemen yang dinamai jamu herbal lele ini terbukti mampu meningkatkan daya tahan tubuh lele sehingga tingkat kematiannya menjadi hampir 0 persen, tubuh lele menjadi lebih padat sehingga saat dipanen timbangannya lebih berat, tidak berlendir dan berbau amis, serta lebih cepat dipanen.
“Dengan jamur herbal lele ini, peningkatan hasil panen lele kami cukup signifikan. Bila normalnya 1.000 benih lele menghasilkan 75 sampai 100 kilogram lele dalam waktu 3 bulan, sekarang mampu menghasilkan 120 sampai 130 kilogram lele hanya dalam 75 hari, ”ujar Bambang.
Inovasi-inovasi yang berhasil dikembangkan oleh POKDAKAN Lele Tanah Berongga dari hasil pelatihan oleh Pertamina EP Field Rantau tidak berhenti sampai di situ. Pada tahun 2014, POKDAKAN Lele Tanah Berongga menerapkan sistem berkebun sayuran akuaponik di sekitar kolam lele yang tujuannya untuk menjernihkan air kolam lele. Kolam lele yang semakin lama semakin keruh dan tercemar amoniak dari kotoran dan pakan lele dialirkan ke sistem akuaponik sebagai media tanam. Dengan begitu, air yang mengalir kembali dari sistem akuaponik ke kolam lele menjadi jernih kembali.
“Kami cukup menghemat penggunaan air karena dengan sistem akuaponik ini kami tidak perlu lagi membuang separo air kolam dan mengisinya dengan air baru,” ujar Bambang.
Air kotor dari kolam lele yang dialirkan ke sistem akuaponik justru menjadikan tanaman sayuran subur karena kandungan kotoran lele tersebut menjadi nutrisi bagi tanaman.
Teknologi budidaya lainnya yang diterapkan oleh POKDAKAN Lele Tanah Berongga adalah teknologi padat tebar, yang intinya melipatgandakan jumlah benih lele yang ditebar dalam satu kolam. Tujuan teknologi yang mulai dikembangkan pada tahun 2015 ini adalah mempersingkat masa panen.
Dengan harga Rp16.000 per kilogramnya, dalam sebulan POKDAKAN Lele Tanah Berongga mampu memanen 3 ton lele sehingga mengantongi omzet kurang lebih Rp48 juta. Diiming-imingi peningkatan pendapatan yang cukup pesat dari pembudidayaan lele, sekarang anggota kelompok dan warga desa lainnya menambah jumlah kolam. Kolam lele yang tadinya hanya berjumlah 6 sekarang menjadi 100 kolam. (Web)