Ini Poin-poin yang Dianggap Melecehkan Gus Dur
- ANTARA/Bhakti Pundhowo
VIVA.co.id - Beberapa kelompok masyarakat sipil di Jawa Barat, melaporkan sebuah situs online yang dianggap menghina dan melecehkan mendiang KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Nah, berikut ini beberapa poin yang dianggap telah melecehkan Gus Dur dalam artikel tersebut.
Sebelumnya, dalam siaran pers yang redaksi VIVA.co.id terima dari perwakilan Pagar Nusa Kota Bandung, Asep Hadian Permana SH, mereka terpaksa , karena memberitakan hal yang tak benar mengenai sosok mendiang Gus Dur.
Pendukung setia Gus Dur ini telah melaporkan situs yang bersangkutan ke Dewan Pers, Bareskrim, Menkominfo. dan Presiden Republik Indonesia.
Beberapa poin yang dianggap melecehkan Gus Dur, di antaranya adalah penulisan Abdurrahman dengan 'si Dur'. Sebutan 'si Dur' ini dianggap telah merendahkan martabat Gus Dur, yang notabenenya seorang mantan Presiden, tokoh agama, dan pemuka masyarakat.
Beberapa kelompok pendukung setia Gus Dur ini juga keberatan dengan tulisan 'Durahman doyan duit'. Hal itu dianggap punya konotasi KH Abdurrahman merupakan orang yang mata duitan, atau matrealis.
"Kami sangat tidak bisa menerima penggunaan kata ini, karena melecehkan dan jika dihubungkan dengan kalimat lanjutan 'Makanya dilengserkan oleh MPR' juga tidak terkait. Sebab, penjatuhan KH Abdurrahman Wahid dari Kursi Kepresidenan lebih disebabkan karena masalah politik dan dua kasus yang disebut, yaitu “Bulog-Gate” dan “Brunei-Gate” tidak terbukti secara hukum," tulis dalam siaran pers tersebut.
Keberatan juga dilakukan terkait tulisan 'kerja Durahman mencari wangsit di makam-makam wali. Penggunaan kata mencari “Wangsit” sekali pun dengan tanda kutip dianggap pelecehan, karena tradisi ziarah kubur dalam kultur Nahdlatul Ulama bukan mencari wangsit yang maknanya adalah mistik dan berdimensi penyekutuan terhadap Tuhan.
Mereka juga keberatan dengan tulisan yang mengenang Durahman sebagai “pahlawan” hanya "taoke" China, warga China, dan kalangan sekuler, pluralis, liberal, dan mungkin pengikut atheis, termasuk Goenawan Mohammad.
Terakhir, mereka juga keberatan dengan tudingan Gus Dur pernah melukai umat Islam dengan menyebut Al-Quran sebagai kitab suci paling porno. Hal itu dianggap tak akurat dan penuh fitnah.
Sebab, isu ini dulu sudah diklarifikasi bahwa ada penulisan yang bias tentang ucapan KH Abdurrahman Wahid. Dulu yang dikatakan KH Abdurrahman Wahid adalah, seandainya kata alat kelamin itu dianggap porno, maka al-Quran bisa disebut kitab porno. (asp)