Belasan Ribu Buku Ajar SD Memuat Kata Pelacur Ditarik
Senin, 16 November 2015 - 17:07 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id / D.A. Pitaloka (Malang)
VIVA.co.id – Dinas Pendidikan Kota Malang menarik sekitar 13 ribu Buku Kerja Siswa (BKS) kelas 5 SD/MI Semester V setelah ditemukan kata-kata pelacur di dalam buku itu.
Dinas akan merevisi buku dan segera membagikan kembali buku yang telah direvisi pada pekan ini. Sejumlah sekolah di Malang telah merevisi sendiri, di antaranya, dengan menimpa kata pelacur dengan kata yang lain.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang, Zubaidah, mengatakan bahwa tim penyusun buku itu sudah dimintai keterangan dan pertanggungjawaban perihal pemuatan kata pelajar untuk buku ajar siswa kelas V SD.
“Buku itu harusnya masih diajarkan minggu ini, belum diberikan oleh guru (kepada siswa), yang tahu sebagian besar guru saja,” katanya di Malang pada Senin, 16 November 2015.
Buku yang disusun Kelompok Kerja Guru (KKG) itu diterbitkan untuk bahan ajar tematik. Pada halaman 34 ditemukan kata untuk menggambarkan jenis pekerjaan yang bisa dilakukan ibu rumah tangga yang menjadi orang tua tunggal, untuk bertanggung jawab menghidupi anak-anaknya dan keluarganya walau dengan menjadi pelacur. Contoh pekerjaan itu ditulis dalam topik “Ayo, ayo, menambah wawasan”.
Baca Juga :
Kata-kata itu mulai banyak diperbincangkan wali murid dan guru di Kota Malang sejak 12 November 2015.
Kepala Dinas mengatakan buku itu terbit setelah melalui proses penyuntingan tim penyusun. Dinas sedang mencari tahu letak kecerobohan sehingga kata-kata itu lolos dari penyuntingan. “Sudah melalui pemeriksaan, namanya manusia. Makanya penanganan ini dipentingkan dilakukan dengan hati. Jika masih ditemukan BKS-nya, silakan laporkan ke Dinas,” katanya.
Sejumlah wali murid mengaku anak mereka masih menyimpan buku itu. Seorang wali murid menyebut buku milik anaknya hanya ditimpa type x dan diganti dengan kata pembantu rumah tangga.
Wali murid yang lain juga menyebut anaknya masih menyimpan buku itu hingga hari ini. “Anak saya masih menyimpan bukunya, belum diminta oleh gurunya,” kata Setiawati, warga Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
Orang tua merasa kesulitan ketika menjelaskan pekerjaan pelacur kepada anak mereka. Mereka berharap guru bisa memilih berbagai jenis pekerjaan lain yang mudah dimengerti anak-anak.