Gizi Buruk, Bocah Ini Terbujur Kaku Selama 10 Tahun
VIVA.co.id - Malang nian nasib Firdaus. Bocah berusia 11 tahun asal Kecamatan Air Tiris, Kabupaten Kampar, Riau ini tergeletak kaku di rumahnya selama 10 tahun.
Anak ini menderita gizi buruk dan Hidrocepalus, sehingga berat badannya kian menyusut dan hanya tinggal 10 kilogram. Jauh dari berat badan normal anak seusiannya.
Kemiskinan telah menyebabkan Firdaus menderita gizi buruk. Tubuhnya sangat lemah, hanya tersisa tulang kerangka di rongga dadanya. Firdaus hanya bisa terbaring lemah dan kaku di atas kasur beralaskan terpal plastik yang dilapisi kain.
Anak laki-laki pasangan Siti Hajar dan Entoni ini menderita gizi buruk Hidrocepalus sejak umur empat bulan. Sang ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga ini hanya mampu memandangi anaknya dengan wajah pasrah dan tatapan kosong.
Gizi buruk dan Hidrocepalus yang dialami Firdaus berawal dari demam tinggi disertai kejang-kejang. Ketika diperiksakan ke dokter, Firdaus divonis memiliki kelainan pada saraf otak besarnya.
Berbagai upaya telah dilakukan pihak keluarga untuk kesembuhan Firdaus. Mulai dari pemeriksaan medis di rumah sakit hingga pengobatan alternatif. Namun, ia tak kunjung sembuh. Pengobatan Firdaus terpaksa dihentikan karena keterbatasan biaya. Sejak berumur satu tahun, keluarga akhirnya hanya merawat Firdaus seadanya.
Sejak saat itu, pertumbuhan Firdaus mulai terganggu. Bahkan, berat badannya menyusut drastis, hanya 10 kilogram. Sangat tidak normal bagi anak seusia 11 tahun. Ironisnya, kondisi memprihatinkan bocah malang ini luput dari perhatian pemerintah Kabupaten Kampar, Riau.
Padahal, orangtua Firdaus sudah berulang kali mendatangi kelurahan atau kecamatan di daerahnya, untuk minta bantuan. Sayangnya tak satu pun aparatur pemerintah Kampar yang merespon. Parahnya, rumah Firdaus hanya berjarak 300 meter dari kantor Kecamatan Air Tiris dan Puskesmas Kampar.
"Sudah sering (minta bantuan), tidak teringat lagi jumlahnya, baik ke kantor camat maupun kantor lurah, " kata Siti Hajar, orangtua Firdaus, Minggu, 15 November 2015.
Siti Hajar mengatakan, pihak kecamatan dan kelurahan sebenarnya sudah mengetahui kondisi kesehatan Firdaus yang terus memburuk. Dia pernah berusaha mengurus agar Firdaus bisa mendapatkan jaminan kesehatan BPJS atau Jamkesda. Namun upaya tersebut kandas.
"Kata mereka (lurah dan camat), tidak bisa berbuat apa-apa."
Program zero kemiskinan yang digaungkan Pemerintah Kabupaten Kampar selama ini sepertinya tak berjalan dengan baik. Karena masih ada saja, warga yang menderita gizi buruk karena kemiskinan.
Siti Hajar dan suaminya hanya bisa pasrah melihat kondisi anaknya yang terbujur kaku. Mereka berharap ada dermawan dan uluran tangan dari pihak-pihak yang peduli untuk membantu biaya pengobatan Firdaus agar bisa sembuh dan dapat tumbuh seperti anak seusianya.
Arif Budiman / tvOne Kampar Riau