DPR Harap Hari Pahlawan Bukan Sekadar Seremoni
Selasa, 10 November 2015 - 20:39 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - ā€ˇWakil Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Sodik Mudjahid mengatakan, peringatan hari pahlawan jangan hanya jadi seremoni tahunan. Harus ada makan termasuk semangat kepahlawanan.
"Jangan terjebak seremoni dan terjebak kontroversi dalam memberikan gelar pahlawan," katanya saat dihubungi, Selasa 10 November 2015.
Pemerintah harus komit dalam dalam bersikap serta memberikan contoh penghormatan dan penghayatan atas jasa para pahlawan dalam segala hal. Selain itu semangat kepahlawanan harus muncul dalam proses pemilihan kepala daerah serentak.
Politisi Partai Golkar Muladi mengatakan setuju dengan setuju dengan munculnya wacana menjadikan mantan presiden Soeharto dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai pahlawan nasional.
"Negeri ini kan multidimensi. Jadi pada akhirnya terserah pada pengambil keputusan. Kalau saya pribadi, Soeharto itu jasanya luar biasa," ujar Muladi usai konferensi pers bersama angkatan muda Golkar di Jakarta, Selasa 11 November 2015.
Ia melanjutkan tiap orang pastinya memiliki kelemahan. Begitu pun dengan mantan Presiden Soekarno yang memiliki kekurangan. Tapi menurutnya jangan hanya melihat sisi negatifnya saja.
Baca Juga :
"Jangan terjebak seremoni dan terjebak kontroversi dalam memberikan gelar pahlawan," katanya saat dihubungi, Selasa 10 November 2015.
Pemerintah harus komit dalam dalam bersikap serta memberikan contoh penghormatan dan penghayatan atas jasa para pahlawan dalam segala hal. Selain itu semangat kepahlawanan harus muncul dalam proses pemilihan kepala daerah serentak.
Politisi Partai Golkar Muladi mengatakan setuju dengan setuju dengan munculnya wacana menjadikan mantan presiden Soeharto dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai pahlawan nasional.
"Negeri ini kan multidimensi. Jadi pada akhirnya terserah pada pengambil keputusan. Kalau saya pribadi, Soeharto itu jasanya luar biasa," ujar Muladi usai konferensi pers bersama angkatan muda Golkar di Jakarta, Selasa 11 November 2015.
Ia melanjutkan tiap orang pastinya memiliki kelemahan. Begitu pun dengan mantan Presiden Soekarno yang memiliki kekurangan. Tapi menurutnya jangan hanya melihat sisi negatifnya saja.