Pantai Buru Tercemar Merkuri, 5 Buaya Mati Mendadak
Senin, 9 November 2015 - 10:17 WIB
Sumber :
- Vivanews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVA.co.id - Warga Pulau Buru di Maluku diimbau tak memakan ikan, terutama ikan yang berasal dari Teluk Kayeli. Soalnya teluk itu ditengarai tercemar logam berat merkuri yang berbahaya bagi kesehatan.
Tengara pencemaran Teluk Kayeli setelah ditemukan lima buaya mati yang diperkirakan terpapar merkuri. Limbah dari aktivitas penambangan liar di Gunung Botak yang menggunakan bahan merkuri mengalir hingga Teluk Kayeli.
"Sebaiknya jangan dulu mengonsumsi ikan di Teluk Kayeli karena beberapa waktu lalu ada lima ekor buaya di teluk ini yang mati," kata Guru Besar Fakultas Perikanan Universitas Pattimura Ambon, Prof Semmy Khouw, dihubungi pada Minggu malam, 8 November 2015.
Dia menjelaskan, kandungan merkuri yang dipakai para penambang liar di Gunung Botak untuk menarik senyawa emas dari tanah dan bebatuan sudah tidak terkontrol. Tidak dapat dimungkiri dampak buruk dari penggunaan zat itu akan dirasakan manusia kalau ikan-ikan di Teluk Kayeli dikonsumsi.
Menurutnya, buaya adalah hewan buas yang kuat. Perlu diwaspadai kendati belum ada penelitian yang pasti penyebab kematian reptil itu, ataukah kandungan logam berat atau hal lain.
"Kami menduga kuat bahwa itu karena merkuri, karena selama ini tidak ada kematian buaya mendadak seperti itu," ujarnya.
Hal yang mengkhawatirkan adalah dampak merkuri tak hanya dirasakan masyarakat di Buru, tetapi juga masyarakat di Pulau Ambon dan Seram.
"Yang pasti sumber air di Teluk Ambon ini juga berasal dari Buru. Selain itu, ikan itu tidak hanya tinggal pada satu tempat. Sementara di sisi lain, kita tidak bisa membedakan mana ikan yang mengandung merkuri dan mana yang tidak. Nah, inilah yang berbahaya," katanya.
Baca Juga :
Semmy mengusulkan Pemerintah Kota Ambon dan Pemerintah Provinsi Maluku segera melakukan penelitian terbaru tentang kandungan logam berat di Teluk Ambon dan sekitarnya.
"Dulu sebelum ada tambang di Buru saja dalam penelitian, kami sudah menemukan adanya kandungan merkuri di teluk walau kadarnya masih sangat rendah. Saat ini, penelitian perlu dilakukan lagi," katanya, mengimbau.