Peristiwa Surabaya Dikepung Tentara Inggris Direka Ulang
Minggu, 8 November 2015 - 19:08 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Januar Adi Sagita
VIVA.co.id - Peristiwa pertempuran Surabaya atau Pertempuran 10 November direka ulang di Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu, 8 November 2015. Pertempuran itu disebut sebagai pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah revolusi nasional Indonesia. Pertempuran itu menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Reka ulang pertempuran itu digelar dalam kegiatan yang dinamai parade Surabaya Juang. Bunyi tembakan dari meriam Howitzer dan tank Dingo terdengar di sepanjang Jalan Pahlawan hingga Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, pada Minggu siang.
Semua tembakan itu pertanda bahwa Surabaya telah dikepung tentara Inggris, yang baru saja mendarat di Pelabuhan Tanjung Perak.
Serangan itu pun dibalas Badan Keamanan Rakyat (BKR), yang merupakan cikal-bakal Tentara Nasional Indonesia. Para anggota BKR, yang dibantu rakyat, membalasnya dengan senjata sten gun dan senjata tradisional lain. Aksi saling tembak pun tidak dapat dihindarkan lagi.
Akibat persenjataan yang tak seimbang, para anggota BKR terpojok hingga Balai Kota Surabaya. Sejumlah pejuang pun gugur.
Meski demikian, semangat mereka mempertahankan kemerdekaan Indonesia terus membara, karena dibakar oleh Bung Tomo. Mereka terus memberikan perlawanan.
Parade itu adalah kegiatan rutin setiap tahun di Surabaya. Selain sebagai kegiatan wisata, parade itu penting juga untuk terus mengingatkan kepada generasi muda tentang pertempuran 10 November tahun 1945.
"Waktu itu, Surabaya digempur habis-habisan oleh pasukan Sekutu dari darat, laut, dan udara," kata Penjabat Wali Kota Surabaya, Nurwiyatno, di sela-sela parade itu.
Baca Juga :
Nurwiyatno berharap para generasi muda bisa meneladani semangat para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan. "Kalau sekarang, tugas mereka hanya tinggal mengisi kemerdekaan dengan kegiatan yang positif," ujarnya.
Selain parade Surabaya Juang, peringatan Hari Pahlawan juga akan diisi parade Surabaya Membara. Kegiatan itu digelar pada Senin malam, 9 November 2015, dengan melibatkan sejumlah komunitas pencinta sejarah, seperti Roodeburg Soerabaia dan lain-lain.
Penyebab pertempuran
Pertempuran itu bermula dari kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II pada Agustus 1945. Rakyat dan pejuang Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara Jepang yang menduduki Indonesia sejak Maret 1942. Maka timbullah pertempuran-pertempuran yang memakan korban di banyak daerah.
Ketika gerakan untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, pada 15 September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta, kemudian mendarat di Surabaya pada 25 Oktober 1945.
Tentara Inggris datang ke Indonesia tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) atas keputusan dan atas nama Blok Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan perang yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya.
Namun tentara Inggris juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintahan Belanda sebagai negeri jajahan Hindia Belanda. NICA (Netherlands Indies Civil Administration) ikut membonceng bersama rombongan tentara Inggris untuk tujuan itu.
Hal itu memicu gejolak rakyat Indonesia dan memunculkan pergerakan perlawanan rakyat Indonesia di mana-mana melawan tentara AFNEI dan pemerintahan NICA.
Jenderal Mallaby
Setelah gencatan senjata antara pihak Indonesia dan pihak tentara Inggris ditandatangani pada 29 Oktober 1945, keadaan berangsur-angsur mereda. Namun tetap saja terjadi bentrokan-bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya.
Bentrokan-bentrokan bersenjata di Surabaya itu memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30 Oktober 1945. Mobil Buick yang ditumpangi Mallaby berpapasan dengan sekelompok milisi Indonesia ketika akan melewati Jembatan Merah.
Kesalahpahaman menyebabkan terjadinya tembak yang berakhir dengan tewasnya Mallaby oleh tembakan pistol seorang pemuda Indonesia -yang sampai sekarang tak diketahui identitasnya. Mobil yang ditumpangi Mallaby terbakar akibat ledakan granat, yang menyebabkan jenazah Mallaby sulit dikenali. (ren)