Kabut Asap Ganggu Migrasi Burung Raptor
Kamis, 5 November 2015 - 06:52 WIB
Sumber :
- REUTERS/ Shamil Zhumatov
VIVA.co.id
- Kebakaran hutan yang terjadi di Kalimantan dan Sumatera berpotensi menggangu migrasi burung pemangsa atau raptor dari benua utara. Burung raptor mengalami disorientasi jalur karena kabut asap.
"Burung raptor seperti elang terganggu saat melintasi udara Indonesia," kata Ketua PROFAUNA, Rosek Nursahid, Rabu kemarin.
Hal itu muncul dari pola kebiasaan migrasi yang mengalami perubahan. Sebelumnya, puncak migrasi terjadi pada Oktober. Namun sampai akhir Oktober tak banyak terlihat migrasi burung raptor melintas di Malang.
Pengamatan PROFAUNA melihat pergerakan burung raptor terjadi sejak sepekan terakhir di Gunung Banyak, Kota Batu menyusul semakin berkurangnya kabut asap. "Kemarin terpantau 70-100 ekor," katanya.
Burung raptor migrasi dari daerah dingin ke kawasan yang lebih hangat. Selain iklim, pergerakan mereka juga terpengaruh cadangan makanan yang menipis di Utara. "Kawasan belahan utara mulai musim dingin, elang sulit cari makan," katanya.
Rombongan elang bermigrasi ke dataran lebih hangat dan kaya makanan. Kawasan di Indonesia memiliki ragam makanan berupa aneka jenis serangga, tikus, dan ular. Elang yang bermigrasi melewati Malang ke antara lain Sikep Madu Asia (Prenis ptylorhynchus), Elang Alap Nipon (Accipitor gularis), dan Elang Alap Cina (Accipitor soloensis). Hasil pengamatannya, setiap burung raptor terlihat terbang berkelompok.
Burung sikep madu terbang berkelompok antara 2-5 ekor. Mereka mamangsa tikus, kodok, aneka serangga dan burung kecil, juga memakan sarang lebah.
Sedangakan elang nipon terbang berkelompok maksimal tujuh ekor. Selama bermigrasi tak ada konflik antara raptor dari Asia Utara dengan raptor endemik Indonesia karena burung tersebut saling menjaga daerah teritorial masing-masing elang.
"Elang asli Indonesia kadang berpatroli, untuk menegaskan daerah teritorialnya," katanya.
Selain itu, burung raptor yang bermigrasi terbang berkelompok sehingga raptor asli Indonesia memastikan tak berkonflik. Seperti berebut pakan atau menetap di daerah yang menjadi habitat elang andemik Indonesia.
Baca Juga :
Pengamat elang dari ProFauna Indonesia, Made Astuti menjelaskan setiap migrasi total sebanyak 20 jenis diantaranya Baza Jerdon (Aviceda jerdoni), Baza hitam (Aviceda leuphotes), Elang Paria (Milvus migrans) dan Elang ular jari pendek (Circaetus gallicus).
Rute migrasi berlangsung dari China melintasi Thailand-Malaysia-Singapura-Kepulauan Riau-Palembang-Lampung-Jawa hingga ke Nusa Tenggara Timur. Burung raptor tersebut akan menetap selama lima bulan dan kembali ke habitat asal. Rute perjalanan migrasi tak berubah, kecuali jika terjadi gangguan alam seperti kebakaran hutan di Riau, jalur migrasi elang berubah untuk menghindari asap. Sementara elang dari Jepang rute migrasi melintasi Taiwan-Filipina-Kalimantan