Tiga Hal Ini Jadi Bahan Evaluasi Penyelenggaraan Haji 2015

Sumber :
  • ANTARA/M Risyal Hidayat
VIVA.co.id
- Kementerian Agama menggelar Rapat Kerja Nasional Evaluasi Penyelenggaraan Haji Tahun 1436H/2015 M, Selasa 3 November 2015. Menteri Agama, Lukman Hakim Syaefuddin, mengatakan evaluasi digelar lebih awal demi persiapan yang lebih matang saat musim haji tahun 2016.


"Banyak hal yang dievaluasi lebih dini supaya persiapan 2016 punya waktu lebih. Prinsipnya yang sudah baik akan kita pertahankan, beberapa perlu kita tingkatkan," kata Lukman di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Selasa 3 November 2015.


Menurut Lukman, setidaknya ada tiga hal mendasar yang menjadi bahan evaluasi Kementerian Agama untuk meningkatkan kualitas pelayanan haji. Pertama, terkait pembinaan jemaah haji. Kementerian Agama rencananya akan mengubah sistem pembinaan manasik berbasis kloter menjadi berbasis regu.


"Kloter ini terlalu banyak, hampir mustahil satu orang bisa membina satu persatu 3 ribu orang di kloter. Sementara pengetahuan dasar manasik haji harus betul-betul dikuasai jemaah, untuk itu pembinaan harus dari regu terkecil, jadi area tanggung jawabnya nanti ada di ketua regu. Kita tidak ingin jemaah kita tidak tahu apa-apa saat hendak berhaji," ujar Lukman.


Kedua, terkait tanda pengenal jemaah haji Indonesia. Ke depannya, jemaah haji Indonesia akan dibuatkan tanda pengenal yang bisa dimonitor oleh petugas, sehingga memudahkan jika terjadi sesuatu.


"Peristiwa Mina itu bisa terjadi kapanpun, atau jemaah kesasar. Harus dipikirkan betul tanda pengenal agar petugas bisa memonitor jemaah ada di mana saja," paparnya.


Ketiga, bagi jemaah haji yang berisiko tinggi (risti) disarankan untuk menunda keberangkatan sembari memulihkan kondisi.

"Data finalnya 676 yang wafat. Lansia ini tidak masalah selama dia sehat, yang problem itu risti. Yang begini-begini ini mereka sebaiknya ditunda keberangkatan hajinya. Lalu, diberi prioritas untuk dua tahun depan supaya mereka bisa recovery," imbuhnya. (one)