Masuk Musim Peralihan, Hujan Buatan Diintensifkan

Petugas mempersiapkan hujan buatan dari dalam pesawat terbang beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • Anwar Sadat - VIVA.co.id

VIVA.co.id - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan hingga saat ini masih belum teratasi. Beberapa titik api masih ada, terutama di wilayah Sumatera dan Riau.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai satu-satunya pemilik teknologi modifikasi cuaca mulai menginsentifkan penerapan hujan buatan. Kepala UPT Hujan Buatan di BPPT, Heru Widodo, mengatakan peralihan dari musim kemarau ke musim hujan mendukung upaya pembuatan hujan buatan.

"Memasuki musim penghujan mulai ada awan, kita berusaha meningkatkan efisiensi meningkatkan awan hujan. Jika hujan, asap berkurang, matahari masuk, proses konveksi terjadi, ada awan semai, kita lakukan lagi, sehingga nanti hujan akan merata" kata Heru saat jumpa pers di Lanud Halim Perdaka Kusuma, Jakarta, Minggu 1 November 2015.

Menurut Heru, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan telah dilakukan di beberapa provinsi rawan bencana asap dan kebakaran hutan. Di provinsi Riau telah dilakukan mulai Juni, Sumatera Selatan mulai Juli, Jambi mulai 13 September, Kalimantan Barat mulai 11 Agustus, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan mulai 15 Oktober.

Sejak dilakukan TMC, sebanyak 83,72 miliar meter kubik (m3) air hujan telah berhasil diturunkan. "Selama seminggu terakhir, keberadaan awan semakin banyak, kita intensifkan lagi," jelasnya.

Dalam menerapkan teknologi modifikasi cuaca ini, BPPT bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai penyandang dana, TNI sebagai pemilik pesawat, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) selaku otoritas yang menangani bidang cuaca dan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Pemerintah Daerah.

Ditargetkan, hujan buatan akan terus dilakukan hingga akhir Desember 2015. (ren)