Helikopter Hilang, Basarnas: Sulit Cari Korban di Air Tawar

Korban helikopter yang hilang di Perairan Danau Toba
Sumber :
  • VIVA/Satria Lubis
VIVA.co.id - Direktur Operasional Badan SAR Nasional (Basarnas), S.B. Supriyadi, mengungkapkan perbedaan pencarian korban di laut dengan di air tawar. Penjelasan ini terkait kasus hilang kontak helikopter EC-130 di perairan Danau Toba, Sumatera Utara.

Menurut dia, pencarian korban di air tawar jauh lebih sulit dibandingkan korban yang jatuh di lautan. Sebab, kata Supriyadi, korban yang tenggelam di air tawar --seperti yang terjadi pada penumpang helikopter EC-130-- akan sulit mengambang, ketimbang korban yang tenggelam di air asin.

"Kondisi air tawar itu tidak mungkin korban untuk cepat mengambang, apalagi (suhu) airnya cukup dingin. Kemungkinan besar (mengambang) perlu waktu agak lama," kata Supriyadi saat diwawancarai
tvOne
, Rabu, 14 Oktober 2015.


Ia pun tak bisa memprediksikan berapa lama lagi penemuan korban helikopter nahas itu bisa ditemukan. Saat ini, diketahui ada empat korban lagi yang belum diketahui, di antaranya Teguh Mulyatno, Hari Poerwanto, Nurhayanto, dan Giyanto.


Sementara itu, satu lagi, yakni Fransiskus yang merupakan penumpang dari helikopter kepunyaan PT Penerbangan Angkasa, berhasil selamat dan kini telah berangsur membaik kondisinya.


"Berapa lama, kami tidak bisa prediksikan. Tapi, kami berusaha terus untuk mendapatkan (menemukan) korban," tutur Supriyadi.