Umat Kristen dan Muslim di Ambon Kompak Meriahkan Pesparawi
- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id - Sekitar tahun 1999, Indonesia dilanda konflik SARA (Suku, Agama, Ras dan Adat). Pertikaian yang memakan korban jiwa meninggal di sejumlah daerah, tidak bisa dihindari.
Salah satu konflik terbesar, adalah di Ambon, Provinsi Maluku. Sudah tak terhitung nyawa yang melayang akibat konflik berbau SARA itu. Tapi kini, sejak lebih kurang 16 tahun, Maluku mulai berbenah. Perbedaan agama kini diselaraskan menjadi sebuah harmoni.
Setidaknya, itu yang tercermin dalam Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Nasional XI tahun 2015, di Stadion Mandala Remaja Karang Panjang, Kota Ambon, Maluku, Selasa 6 Oktober 2015 malam, yang dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo. Pesparawi tersebut diikuti kontingen dari 34 provinsi seluruh Indonesia yang akan berlangsung hingga tanggal 12 Oktober.
Tema yang diangkat dari even tiga tahunan itu adalah 'Sungguh Alangkah Baik dan Indahnya Hidup Dalam Persaudaraan yang Rukun'. Penciptaan kerukunan antar umat di Maluku, setidaknya mulai tergambar dari awal pembukaan Pesparawi ke XI ini.
Ajang ini diawali parade peserta dengan iringan marching band siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ambon. Mereka turut berpartisipasi, dalam kesuksesan acara rutin umat Kristiani tersebut.
Kontingen-kontingen peserta, juga tak ketinggalan mencerminkan harmonisasi kerukunan tersebut. Beberapa peserta parade, bahkan terlihat menggunakan jilbab.
Zeth Sahuburua, Ketua Panitia Pelaksana Pesparawi XI yang juga Wakil Gubernur Maluku, dalam laporannya mengungkapkan ribuan peserta tidak saja diinapkan di sejumlah hotel dan rusunawa. Bahkan ada juga di rumah-rumah warga muslim Ambon.
"Terutama saudara-saudara kita muslim. Mereka tawarkan untuk rumah-rumah mereka ditempati. Saya menyambut itu dengan gembira sekali," kata Zeth, yang disambut tepuk tangan meriah ribuan warga yang turut hadir.
Dia juga mengucapkan terimakasih, kepada komunitas agama lainnya yang turut membantu, baik itu Hindu dan Budha yang ada di Maluku.
Gubernur Maluku, Said Assegaf, dalam sambutannya mengatakan, melalui Pesparawi ini, pihaknya ingin membuktikan kepada dunia bahwa Maluku kini sudah bertransformasi.
"Bahwa Maluku bukan lagi menjadi kota konflik, tapi bertransformasi menjadi laboratorium kerukunan umat di Indonesia," kata dia.
Dia mengingatkan, Pesparawi ini ingin dibuat agar menjadi milik semua bangsa Indonesia. "Pesparawi bukan hanya menjadi milik umat Kristiani, tapi semua umat beragama di Indonesia," jelasnya.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan pada tahun 2012 lalu di Ambon juga dilaksanakan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) tingkat nasional. Acara pun berlangsung dengan sukses.
Kini, perhelatan nasional kembali digelar. Jika MTQ dari golongan Islam, Pesparawi diselenggarakan oleh umat Kristiani. Dua agenda ini, menurut Lukman, sudah membuktikan bahwa agama bisa menjadi pemersatu.
"Ini sebagai hal menarik, ternyata dapat menjadi perekat dan sikap toleransi antar umat. Perbedaan agama bukan lah menjadi faktor penyebab keterpisahan kita," tutur Lukman.
Lukman yakin, agenda-agenda keagamaan yang terus mengedepankan harmoni antar umat, bisa menjadi alat pemersatu bangsa.
"Nilai-nilai agama menjadi perekat nilai-nilai kemanusiaan," katanya.
Bahkan Presiden Jokowi, mengaku senang dengan Pesparawi ini. Apalagi mendapat kabar, kalau umat Islam juga menyediakan tempat penginapan untuk peserta dari 34 provinsi tersebut.
"Itulah contoh langsung, contoh hidup, dari tema Pesparawi ke-XI kali ini," kata Presiden Jokowi.
Presiden yakin, dengan keragaman suku, agama dan budaya, sebenarnya melekat nilai-nilai untuk saling menghargai.
"Dalam keragaman itu ada kesatuan. Dalam keragaman itu melekat nilai-nilai 'basudara'. Itulah makna dari Bhinneka Tunggal Ika," ujar Presiden Jokowi.
Sebagai tuan rumah, Presiden Jokowi berharap Ambon bisa menjadi tuan rumah yang baik. "Tunjukkan bahwa Ambon adalah paduan suara yang hidup dalam harmoni," kata Presiden.
Presiden Jokowi juga meminta, dengan Pesparawi ini, Ambon menunjukkan kalau Bhinneka Tunggal Ika, yang memiliki arti walau berbeda-beda tetap satu jua, adalah nafas dalam kehidupan bersama.
"Tunjukkan bahwa Ambon 'manise'," lanjut Presiden disambut tepuk tangan riuh.
Pesparawi diikuti dari 34 provinsi, dengan total peserta hingga penggembira mencapai 7.020 orang.
Ada 12 perlombaan di Pesparawi ini. Yakni paduan suara dewasa campuran, paduan suara pria, paduan suara wanita, paduan suara remaja pemuda campuran.
Lalu, paduan suara anak, vocal group, musik pop gerejawi, solo remaja putra, solo remaja putri, solo anak7-9 tahun, solo anak 10-13 tahun, dan musik etnik. (ren)