Jenazah Korban Mina yang Lebih 10 Hari Sulit Diidentifikasi
Senin, 5 Oktober 2015 - 12:41 WIB
Sumber :
- REUTERS/Stringer
VIVA.co.id - Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia mengirim Tim Disaster Victim Identification (DVI) ke Arab Saudi. Mereka akan membantu pengindentifikasian jenazah-jenazah jemaah haji korban tragedi Mina, Arab Saudi, pada 24 September 2015.
Tim itu beranggotakan 10 personel. Mereka terdiri dari para ahli forensik, ahli DNA (Deoxyribonucleic acid), dan ahli sidik jari. Tim yang diketuai Komisaris Besar Polisi dr. Mas’udi itu tiba di Jeddah pada Sabtu lalu, 3 Oktober 2015.
Menurut dr Mas’udi, pada dasarnya jenazah yang sudah berusia sepuluh hari atau lebih, tidak lagi mudah diidentifikasi karena ada perubahan fisik atau kondisinya tak lagi baik. Namun, dia berharap perubahan, atau kerusakan fisik itu belum terlalu parah.
Tim DVI, kata dr Mas’udi, akan memanfaatkan data jemaah haji pada Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama sebagai data antemortem (data jemaah haji sebelum meninggal dunia). Data Siskohat meliputi nama, alamat, sidik jari, nomor paspor, dan nomor visa jemaah. Data itu kemudian dicocokkan dengan data postmortem (data/identitas jenazah).
“Saya kira itu sudah lengkap. Seandainya kalau itu nanti kita ambil dan kita butuhkan untuk kita cocokkan dengan data yang ada, insya Allah akan lancar,” kata Mas’udi dalam konferensi pers di Mekkah, Minggu malam waktu Arab Saudi, 4 Oktober 2015, sebagaimana dikutip dari laman resmi Kementerian Agama, Kemenag.go.id.
Langkah awal, kata Mas'udi, Tim perlu lebih dulu memeriksa kondisi jenazah. Soalnya, itu berhubungan dengan cara penyimpanan, suhu, iklim, dan hal-hal yang memengaruhi keawetan maupun proses pembusukan ini.
Tim sudah berkoordinasi dengan otoritas Arab Saudi di Jeddah. Tim menggelar rapat koordinasi dengan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji untuk menyamakan persepsi, sekaligus merumuskan agenda identifikasi. Rapat koordinasi, kemudian dilanjutkan rapat teknis masing-masing anggota tim tentang rekonsiliasi data yang dibutuhkan dalam rangka menentukan langkah-langkah lanjutan.
Mas’udi menjelaskan, usia jenazah yang sudah 10 hari memang akan memberikan tantangan tersendiri, seiring perubahan fisik jenazah. Sekiranya untuk mencocokkan data postmortem diperlukan data antemortem, Tim DVI akan memanfaatkan data Siskohat Kemenag.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Abdul Djamil, mengatakan bahwa proses identifikasi jenazah memang memerlukan waktu yang cukup lama. Dia menyambut kehadiran Tim DVI Mabes Polri yang akan bersinergi dengan tim PPIH dalam rangka membantu proses identifikasi dan pengenalan korban peristiwa Mina.
“Rapat koordinasi pada malam hari ini akan dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan berikutnya pada bidang-bidang dan pusat-pusat yang diharapkan bisa memperoleh dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan,” ujar Djamil.
“Tentu, nanti kita akan memperoleh informasi yang lebih jelas dengan adanya 10 personel dari tim DVI yang bergabung dan akan bekerja secara sinergis. Terlebih, mereka memperoleh akses langsung ke rumah sakit-rumah sakit di Arab Saudi, sehingga bisa leluasa bekerja pada masalah-masalah yang dihadapi,” katanya. (asp)