Melukis Kembali Sayap Kupu-kupu
Senin, 5 Oktober 2015 - 09:02 WIB
Sumber :
VIVA.co.id - Sebagai bagian dari tahapan metamorfosa, kupu-kupu memiliki waktu hidup dua bulan. Jika tidak dikonservasi, ragam spesies kupu-kupu asli Indonesia akan punah. Rekayasa habitat menjadi salah satu upaya untuk mempertahankan spesies kupu-kupu khas Indonesia.
Sepintas wujud ulat itu menyeramkan. Hitam legam dengan duri-duri runcing. Kulitnya kasar tebal membuat orang enggan untuk melirik, bahkan ngeri jika melihatnya. Seiring waktu berjalan, ulat itu bermetamorfosa. Berubah menjadi kepompong dan akhirnya menjelma menjadi kupu-kupu cantik bernama Troides Helena. Bersayap hitam dengan warna kuning di bagian bawahnya. Jika beruntung, kita bisa melihat bentangan sayapnya yang lebar hingga mencapai belasan centimeter.
Kupu-kupu khas Indonesia ini, bisa ditemui di berbagai wilayah. Seperti di Pulau Nias, Enggano, Jawa, Bawean, Pulau Kangean, Bali, Lombok, (Natuna), Sulawesi, dll. Jika ingin melihat dari dekat keindahan Torides Helena, bisa mengunjungi Taman Kupu-kupu Gita Persada, di Kawasan Hutan Raya Wan Abdul Rachman, Gunung Betung, Lampung.
Di tempat ini para pegiat Yayasan Sahabat Alam, yang dikomandoi Dr. Herawati Soekardi, memberikan tempat untuk pendidikan, penelitian, wisata serta konservasi kupu-kupu. Tahapan metamorfosa kupu-kupu bisa dilihat di tempat ini. Mulai dari telur, ulat (larva), kepompong hingga kupu-kupu. Herawati sengaja membuat dome atau rumah besar berdinding jaring sebagai tempat untuk melihat dari dekat keanekaragaman kupu-kupu.
Pengalaman baru dan seru, pasti dirasakan setiap orang yang berkunjung ke tempat ini. Ada 177 spesies kupu-kupu yang dikonservasi salah satunya Troides Helena, atau sering disebut sebagai kupu-kupu raja. Pertamina peduli terhadap upaya Yayasan Sahabat Alam menjaga siklus hidup dan keragaman spesies kupu-kupu dengan sisem rekayasa habitat dengan mendukung penanaman berbagai jenis tanaman inang dan tamanam pakan bagi kupu-kupu.
Sejak tahun 2013, Taman Kupu-kupu Gita Persada bersama PT Pertamina (Persero) telah menanam 10.000 ribu tananam di Hutan Raya Wan Abdul Rachman. Terdiri dari 4.000 tanaman inang konservasi kupu-kupu, 4.000 tanaman konservasi satwa liar dan 2.000 tanaman penyangga. Selain itu, juga memberikan dukungan untuk program pelatihan konservasi, pembuatan taman serta alat penangkaran kupu-kupu. Program berjangka 5 tahun ini, akan dilanjutkan dengan penanaman 10. 000 pohon sebagai upaya konservasi hutan dan habitat kupu-kupu pada tahun ini.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro menuturkan bahwa tanaman kupu-kupu menjadi media penamanan pohon dengan sistem rekayasa habitat di Taman Kupu-kupu Gita Persada sekaligus mendukung pelestarian spesies kupu-kupu langka.
Direktur Yayasan Sahabat Alam, pengelola Taman Kupu-kupu Gita Persada, Lampung, Dr. Herawati Soekardi mengatakan, rehabilitasi hutan yang cenderung monokultur membuat hutan menjadi kosong. Karena itu upaya penanaman aneka ragam pohon yang didukung Pertamina telah membantu keberlanjutan kehidupan kupu-kupu. “Rekayasa habitat telah ‘melukis’ kembali sayap kupu-kupu yang nyaris punah dan temapt ini bisa menjadi sarana edukasi keragaman hayati bagi banyak kalangan,”ujar Herawati.
Kupu-kupu merupakan mata rantai pertama dalam ekosistem, karena menjadi sumber pakan pertama dalam mata rantai makanan. Adanya kupu-kupu akan memancing satwa lain datang sehingga meningkatkan keanekaragaman hayati.
“Hal ini menjadi gambaran bahwa dalam menjalankan operasinya, Pertamina juga memperhatikan pengelolaan lingkungan baik yang dipersyaratkan, maupun melebihi yang dipersyaratkan, khususnya dalam upaya mendukung Konservasi Keanekaragaman Hayati,” kata Herawati.
Baca Juga :
Sepintas wujud ulat itu menyeramkan. Hitam legam dengan duri-duri runcing. Kulitnya kasar tebal membuat orang enggan untuk melirik, bahkan ngeri jika melihatnya. Seiring waktu berjalan, ulat itu bermetamorfosa. Berubah menjadi kepompong dan akhirnya menjelma menjadi kupu-kupu cantik bernama Troides Helena. Bersayap hitam dengan warna kuning di bagian bawahnya. Jika beruntung, kita bisa melihat bentangan sayapnya yang lebar hingga mencapai belasan centimeter.
Kupu-kupu khas Indonesia ini, bisa ditemui di berbagai wilayah. Seperti di Pulau Nias, Enggano, Jawa, Bawean, Pulau Kangean, Bali, Lombok, (Natuna), Sulawesi, dll. Jika ingin melihat dari dekat keindahan Torides Helena, bisa mengunjungi Taman Kupu-kupu Gita Persada, di Kawasan Hutan Raya Wan Abdul Rachman, Gunung Betung, Lampung.
Di tempat ini para pegiat Yayasan Sahabat Alam, yang dikomandoi Dr. Herawati Soekardi, memberikan tempat untuk pendidikan, penelitian, wisata serta konservasi kupu-kupu. Tahapan metamorfosa kupu-kupu bisa dilihat di tempat ini. Mulai dari telur, ulat (larva), kepompong hingga kupu-kupu. Herawati sengaja membuat dome atau rumah besar berdinding jaring sebagai tempat untuk melihat dari dekat keanekaragaman kupu-kupu.
Pengalaman baru dan seru, pasti dirasakan setiap orang yang berkunjung ke tempat ini. Ada 177 spesies kupu-kupu yang dikonservasi salah satunya Troides Helena, atau sering disebut sebagai kupu-kupu raja. Pertamina peduli terhadap upaya Yayasan Sahabat Alam menjaga siklus hidup dan keragaman spesies kupu-kupu dengan sisem rekayasa habitat dengan mendukung penanaman berbagai jenis tanaman inang dan tamanam pakan bagi kupu-kupu.
Sejak tahun 2013, Taman Kupu-kupu Gita Persada bersama PT Pertamina (Persero) telah menanam 10.000 ribu tananam di Hutan Raya Wan Abdul Rachman. Terdiri dari 4.000 tanaman inang konservasi kupu-kupu, 4.000 tanaman konservasi satwa liar dan 2.000 tanaman penyangga. Selain itu, juga memberikan dukungan untuk program pelatihan konservasi, pembuatan taman serta alat penangkaran kupu-kupu. Program berjangka 5 tahun ini, akan dilanjutkan dengan penanaman 10. 000 pohon sebagai upaya konservasi hutan dan habitat kupu-kupu pada tahun ini.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro menuturkan bahwa tanaman kupu-kupu menjadi media penamanan pohon dengan sistem rekayasa habitat di Taman Kupu-kupu Gita Persada sekaligus mendukung pelestarian spesies kupu-kupu langka.
Direktur Yayasan Sahabat Alam, pengelola Taman Kupu-kupu Gita Persada, Lampung, Dr. Herawati Soekardi mengatakan, rehabilitasi hutan yang cenderung monokultur membuat hutan menjadi kosong. Karena itu upaya penanaman aneka ragam pohon yang didukung Pertamina telah membantu keberlanjutan kehidupan kupu-kupu. “Rekayasa habitat telah ‘melukis’ kembali sayap kupu-kupu yang nyaris punah dan temapt ini bisa menjadi sarana edukasi keragaman hayati bagi banyak kalangan,”ujar Herawati.
Kupu-kupu merupakan mata rantai pertama dalam ekosistem, karena menjadi sumber pakan pertama dalam mata rantai makanan. Adanya kupu-kupu akan memancing satwa lain datang sehingga meningkatkan keanekaragaman hayati.
“Hal ini menjadi gambaran bahwa dalam menjalankan operasinya, Pertamina juga memperhatikan pengelolaan lingkungan baik yang dipersyaratkan, maupun melebihi yang dipersyaratkan, khususnya dalam upaya mendukung Konservasi Keanekaragaman Hayati,” kata Herawati.