Palestina Harus Belajar Diplomasi dari Indonesia
- ANTARA/Muhammad Adimaja
VIVA.co.id - Bendera Palestina resmi berkibar di markas Perserikatan Bangsa Bangsa pada Rabu, 30 September 2015. Namun, itu bukan berarti perjuangan Palestina selesai.
Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Sukamta, mengingatkan Israel sudah melakukan manuver politik untuk mempertahankan tanah Palestina yang sekarang dikuasainya.
Atas dasar itu, perjuangan Indonesia untuk memerdekakan Palestina belum selesai. Indonesia harus membantu membebaskan wilayah Palestina yang hingga saat ini masih dikuasi Israel.
Selain itu, Palestina juga harus semakin gencar melakukan lobi politik di PBB agar wilayah yang diduki Israel selama ini segera dikembalikan.
“Pengibaran bendera adalah satu langkah maju. Tapi Palestina jangan lengah, jangan senang dulu. Pada kenyatannya, Israel sudah jauh lebih maju langkahnya di PBB. Israel sudah menjadi anggota penuh,” kata Sukamta saat dihubungi, Jumat, 2 Oktober 2015.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengingatkan tujuan utama pengibaran bendera adalah Palestina merdeka secara penuh.
"Keinginan Palestina adalah kemerdekaan dengan Al Quds menjadi ibu kotanya, serta pembagian wilayah dengan Israel sebelum Perang Arab 1967," katanya.
Ia menambahkan, Palestina merdeka artinya diberikannya hak kembali bangsa Palestina yang telah diusir Israel untuk kembali ke tanah Palestina. Menurut Sukamta, saat ini pengungsi Palestina tersebar di banyak negara.
"Seperti di Jordan sekitar tiga juta orang, di Lebanon sekitar satu juta orang, di Syria sekitar 800 ribu orang. Tiga juta lainnya di negara-negara Teluk, Afrika Utara, Eropa, Kanada, Australia, dan seterusnya," kata Sukamta.
Ia menegaskan, pada hakikatnya kemerdekaan Palestina itu adalah kemerdekaan penuh. Baik secara de facto maupun de jure.
"Diplomasi PBB sangat penting. Bangsa Palestina bisa belajar dari bangsa Indonesia, bahwa perjuangan diplomasi tidak bisa dipisahkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan," kata Sukamta. (ase)