Cerita Jemaah Haji Jawa Timur Korban Insiden Crane di Mekkah
Selasa, 29 September 2015 - 22:06 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Tudji Martudji
VIVA.co.id
- Ada pemandangan haru di kedatangan jemaah haji kelompok terbang (Kloter) 1, Debarkasi Surabaya, saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Selasa 29 September 2015.
Adalah Muradi Yahya (55), jemaah haji asal Desa Klagen, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Lelaki ini, tiba dengan kondisi kedua kaki di gips dan dibalut, karena mengalami patah tulang.
Berbeda dengan jemaah haji lainnya, Muradi didorong dengan kursi roda ke ruang perawatan, Klinik Asrama Haji Sukolilo.
Penjabat Sekretaris Camat Sukomoro, Kabupaten Magetan tersebut, langsung menjalani pemeriksaan dan perawatan oleh sejumlah perawat dan dokter.
Muradi berangkat ke Tanah Suci bersama istrinya, Sri Wahyuningsih, dan terbang bersama jemaah lainnya di Kloter 1, terdiri jemaah haji asal Surabaya dan Magetan.
Sri mengisahkan, saat peristiwa crane (alat berat proyek) roboh di Masjidil Haram, Jumat 11 September 2015, suami isteri ini tidak sedang bersama.
"Suami saya sudah berada di Majidil Haram untuk Jumatan (mengikuti Salat Jumat berjamaah). Saya sebelumnya, janjian menyusul dan bertemu di Masjidil Haram ba'da Isya," ungkapnya.
Namun, menjelang Magrib, badai angin melanda Kota Mekkah. Dan, merobohkan crane untuk pembangunan yang berada di lingkungan Masjidil Haram.
Baca Juga :
"Saya taunya suami menjadi salah satu korban dari Pak Komari, tetangga saya yang pada saat kejadian sedang bersama-sama suami," katanya.
Menurut Komari, saat kejadian, Muradi sebenarnya berdiri jauh dari lokasi crane. Tetapi, robohnya crane ternyata mengenai kaki kanan Muradi. Akibatnya, kaki kanannya patah. Saat itu, Muradi pingsan.
Dari peristiwa itu, Sri menyebut sejumlah orang berteriak minta tolong, sambil meneriakkan, orang Indonesia, orang Indonesia. Kemudian, ambulans datang, dan sejumlah petugas mengangkutnya ke rumah sakit setempat.
"Iya, peristiwanya seperti itu," tambah Muradi, di ruang pemeriksaan Poliklinik Asrama Haji Sukolilo Surabaya.
Dia mengaku kondisinya telah berangsur membaik dan siap untuk pulang ke kampung halamannya di Magetan. (asp)