Rumah Reyot Ganjar Pranowo Seharga Rp11,5 Juta

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Dwi Royanto
VIVA.co.id
- Tak banyak yang tahu bila Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam perjalanan kariernya pernah mengalami masa-masa sulit. Jauh sebelum menjadi orang nomor satu di Jawa Tengah, pria yang aktif di media sosial itu pernah dan masih memiliki rumah kecil seharga Rp11,5 juta.


Sebuah rumah kecil dan reyot tipe 21 di Perumahan Abdi Negara Permai, Purbalingga, Jawa Tengah itu, menjadi saksi jatuh bangunnya kehidupan Ganjar bersama istrinya, Siti Atiqah.


Di tanah sepetak dan sempit itu, kondisi rumah yang masih milik Ganjar sudah tampak rusak parah. Selain atap genting yang pecah, cat mengelupas, isi ruangan berantakan, rumah satu kamar itu nyaris tak layak huni.


Bahkan di depan rumah reyot itu digunakan para tetangganya untuk beternak ayam dan menjemur pakaian. Di sekelilingnya juga dibuat warga sekitar untuk lokasi membuang sampah yang menumpuk. Kondisi rumah milik Ganjar tampak kontras dengan rumah lain di depannya yang terkesan mewah dan terawat dengan baik.


Ganjar mengaku membeli rumah itu di awal tahun 1998-2000 silam. Karena kondisi sulit, Ia dan istrinya, Siti Atiqah, bahkan harus mengangsur hingga beberapa tahun. Cicilannya saat itu Rp53.000 tiap bulan. Total harganya Rp11,5 juta.


"Rumah ini dulu saya over kredit. Kita beli saat saya belum jadi anggota DPR. Saya masih jadi konsultan saat itu," kata Ganjar saat melihat kondisi rumahnya di Purbalingga.


Bagi Ganjar, rumah pertama miliknya menjadi kenangan yang tak terlupakan dalam perjalanan hidupnya bersama sang isteri. Kondisinya yang sulit kala itu bahkan membuatnya tak pernah bisa memperbaiki rumah tersebut.


"Dahulu gaji saya dan istri kecil banget. Makanya dibuat
nyicil
. Pokoknya zaman
ngirit tenan
. Waktu dahulu mau dibangun kita belum punya uang. Malah sampai saat ini kondisinya
reyot-reyot ," kata mantan anggota Komisi II DPR itu.

Menurut pengakuan para tetangga sekitar, meski telah rusak parah rumah itu masih tercatat dimiliki oleh Ganjar Pranowo. Ganjar sendiri tak pernah ingin menjual rumah kenangan itu meskipun tidak ditempati.

“Warga di sini aslinya ingin beli rumahnya pak Ganjar. Tapi bapaknya enggak mau, katanya rumah kenangan dan sejarah,” ucap Retno, salah satu warga Desa Bojanegara.

Dahulu rumah yang kini reyot tersebut sempat diperbaiki. Namun karena tak kunjung ditempati, bangunan menjadi rusak parah.


"Setahu saya yang
ngurus
dahulu kakak ipar pak Ganjar. Memang sudah lama banget tak ditempati sama sekali," timpal Slamet warga lain.


Setelah menengok rumah lamanya, Ganjar berencana membeli sebuah ruko kecil di sampingnya yang kini juga kosong. Ia bermaksud membangun lokasi rumah itu agar lebih layak huni.