Pengamat: Kasus Narapidana Pelesir Bisa Terulang
- VIVA.co.id/Facebokk
VIVA.co.id - Pengamat (Lapas) Ali Aranoval menyoroti permasalahan sistem dalam kasus beredarnya foto narapidana . Menurut dia, kejadian seperti Gayus bisa saja muncul lagi.
"Ini adalah problem sistem, siapa pun menterinya kejadian ini selalu berulang," ujar Ali dalam sebuah acara diskusi bertemakan "Bebas Lepas di Lapas" di Jakarta, Sabtu 26 September 2015.
Untuk itu, kata Ali, menteri Hukum dan HAM harus melakukan pembinaan serta pelatihan kepada para petugas Lapas.
"Ketika makan di daerah Jakarta Selatan, sementara sidang perceraian di Jakarta Utara, kan ini adalah masalah integritas, petugas Lapas harus menjaga perilakunya," kata Ali.
Menurut dia, makan memang menjadi hak dari seorang warga binaan, akan tetapi semua ada kepantasan dan kepatutannya.
"Makan boleh, tapi itu disediakan oleh pihak Lapas, Gayus kan warga binaan. Silakan mengaplikasikan seperti apa disediakan oleh pihak Lapas, entah petugas Lapas bawa makanan dari Lapasnya, atau mampir ke Lapas di Jakarta seperti di Salemba atau Cipinang buat makan," kata Ali.
Ali menegaskan, dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pemerintah Joko Widodo, sudah ditekankan pentingnya menciptakan profesionalitas petugas, salah satunya dengan penyelenggaraan pendidikan yang profesional.
Ia menilai, pendidikan pegawai lapas di Kemenkumham selama ini terlalu integral, sehingga tak menumbuhkan integritas petugas.
"Model pendidikan di Kemenkumham terlalu integral. Di antaranya cuma terdiri atas kepemimpinan, jabatan fungsional, dan administrasi," ujarnya.
Untuk itu, menurut Ali, pemerintah harus mengubah sistem pendidikan petugas Lapas.
"Mohon Pak Menteri, arah pendidikan pemasyarakatan lebih profesional. Jangka pendeknya, petugas harus dikenakan kode etik dan jangka panjangnya perbaikan model serta sistem pendidikan," tutur Ali.