Melacak Ulang Sejarah Hari Raya Kurban
Jumat, 25 September 2015 - 00:26 WIB
Sumber :
- VIVA/Tudji Martudji
VIVA.co.id
- Hari Raya Idul Adha sering disebut juga dengan Hari Raya Kurban. Di hari ini umat Islam di belahan dunia berduyun-duyun mendatangi masjid atau lapangan yang telah ditetapkan untuk melaksanakan salat Ied.
Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid dalam khutbahnya mengingatkan umat Islam bila kurban juga memiliki makna sosiologis. Selain untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, kurban juga disyariatkan dengan penyembelihan hewan dan membagikan dagingnya kepada sesamanya. Aspek berbagi itu yang dianggap efektif mendekatkan antar sesama manusia.
"Betapa mulianya ibadah ini. Hari-hari kita mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan ritual pengorbanan sebagai bentuk ketaatan dan berserah diri, dijadikan sebagai hari raya," ujar Hidayat Nur Wahid dalam salinan khutbahnya yang diterima VIVA.co.id, Kamis 24 September 2015.
Membincang soal kurban identik dengan penyembelihan hewan. Hal itu melekat dari kisah Nabi Ibrahim as dan keluarganya. Tak heran bila lantas umat Islam menjadi kisah it sebagai tauladan dalam menghamba dan beribadah kepada Allah SWT. Hal itu pula yang diserukan Hidayat dalam khutbahnya di Lapangan Markas Bataliyon Zeni Konstruksi 14 TNI AD
"Oleh karena itu sudah sepatutnya kita menjadikan mereka sebagai panutan dan suri tauladan. Mereka adalah salah satu keluarga yang diabadikan oleh Allah dalam Al Quran, karena Nabi Ibrahim berhasil membangun sebuah keluarga yang penuh dengan solidaritas, kepedulian, dan kebersamaan serta memiliki persatuan dan kesatuan tujuan dan tekad dalam rangka beribadah kepada Allah SWT."
Sejarah Kurban Nabi Ibrahim as
Dikisahkan Nabi Ibrahim as pernah berucap janji jika kelak memiliki anak laki-laki, dirinya akan mengurbankannya untuk disembelih hanya karena Allah semata. Janjinya diucapkan kala Ibrahim tengah berkurban 100 ekor unta, 300 ekor sapi dan 100 ekor domba. Kala itu pernikahan Nabi Ibrahim dengan Sarah memang belum dikaruniai seorang keturunan.
Sampai akhirnya Nabi Ibrahim memiliki seorang putra dari Hajar. Bayi laki-laki itu pun diberinya nama Ismail. Atas perintah Allah SWT, Ibrahim pergi membawa serta Hajar dan Ismail ke suatu daerah Canaan. Di situ Nabi Ibrahim meninggalkan Ismail dan Hajar dengan meninggalkan bekal makanan dan minuman.
Kisah Nabi Ibrahim itu juga menjadi perjalanan rohani Hari Raya Idul Adha. Di tengah kelaparan dan rasa dahaga, Hajar yang ditinggalkan Nabi Ibrahim berlari menuju gunung Safa dan Marwa sebanyak tujuh kali demi menemukan setetes air. Lantaran kelelahan tak menemukan sumber air, Hajar pun lunglai di dekat Ismail. Diceritakan selanjutnya, mata air mendadak muncul dari bawah kaki Ismail kecil. Sumber air itu yang kemudian dikenal sebagai air zamzam.
Atas perintah Allah SWT, Ibrahim diperintahkan untuk kembali menemui keduanya. Allah bahkan memerintahkan Nabi Ibrahim untuk membangun sebuah tempat ibadah tepat di samping sumber mata air tadi. Tempat ibadah itu kemudian dikenal sebagai Kabah yang menjadi pusat ibadah bagi jutaan umat Islam saat berhaji, termasuk menentukan kiblat.
Perintah Allah SWT kembali diberikan kepada Nabi Ibrahim kala Ismail berusia sekitar 13 tahun. Allah SWT menagih janji Ibrahim untuk mengurbankan anaknya Ismail yang sudah pula diangkat menjadi Nabi. Dikisahkan, secara berkala Allah SWT menemui nabi Ibrahim dalam mimpinya. Sadar akan janjinya, Nabi Ibrahim lantas membincangkan hal itu dengan anaknya, Nabi Ismail. Sepakat, dua Nabi itu lantas menuju lokasi kurban.
Langkah nabi Ibrahim untuk mengurbankan Nabi Ismail sudah tentu tidak berjalan mulus. Ucapan setan terus mengganggu Nabi Ibrahim. Namun, atas perintah Allah SWT, Nabi Ibrahim pun tak luluh atas gangguan itu. Apalagi Nabi Ismail kemudian memungut sejumlah kerikil dan melemparkannya ke arah setan yang sejak tiba di lokasi kurban terus menggoda ayahnya.
Berhasil menaklukkan setan, Nabi Ismail pun siap disembelih ayahnya, Nabi Ibrahim. Demi menjaga perintah Allah SWT tetap terlaksana, Ismail bahkan meminta ayahnya untuk menutup wajahnya, menjauhkan ragu dan belas iba ayahnya.
Langkah mengurbankan Ismail pun dimulai. Namun, pedang Nabi Ibrahim tak sedikitpun melukai Nabi Ismail. Nabi Ismail yang kala itu dalam posisi terikat meminta agar Nabi Ibrahim melepaskan saja ikatannya sembari berdoa agar malaikat tahu bila dirinya benar-benar patuh pada perintah Allah SWT.
Dalam sebuah hadits sahih dikisahkan bahwa malaikat menukar Nabi Ismail dengan domba. Hal itulah yang kemudian menjadi tauladan umat Islam untuk mengurbankan harta miliknya yang telah ditukar dengan hewan kurban.
Kurban di Berbagai Negara
Perayaan kurban di berbagai negara pada umumnya sama. Meski pelaksanaannya kadang sudah mulai mengalami perkembangan mengikuti pola zaman.
Umat Islam di Nangxia Cina misalnya mereka mengadakan pesta kecil usai melaksanakan salat Idul Adha. Biasanya mereka saling bertukar bingkisan makanan dan hadiah. Perayaan Idul Adha di wilayah itu biasanya diramaikan dengan pasar dadakan selama empat hari.
Baca Juga :
Di Bangladesh, Hari Raya kurban menjadi waktu bagi warga untuk mengunjungi keluarga. Selain tradisi mudik, warga Bangladesh juga selektif pada penyembelihan hewan kurban, termasuk menentukan siapa yang pantas melakukan penyembelihan. Hewan kurban wajib dalam kondisi sehat dan cukup umur.
Lain lagi dengan perayaan hari kurban di Mesir. Pembagian daging kurban biasanya dilakukan oleh LSM setempat. Namun di Kairo, masyarakat masih menyembelih hewan kurban di jalanan. Hewan kurban bahkan lebih dulu mereka hias sebelum akhirnya disembelih.
Di Amerika Serikat, warga yang berkurban biasanya langsung memesan daging hewan kurban melalui tempat-tempat pemotongan hewan. Di negara ini pemerintah memberikan jatah libur 1-3 hari.
Hal unik lain di Hari Raya Idul Adha juga terjadi di Pakistan. Di negara itu umat Islam menutup semua tokonya. Pemerintah setempat bahkan meliburkan pegawainya selama 4 hari.
Sementara di Rusia tak jauh berbeda dengan di Indonesia. Umat Islam menyembelih hewan kurban di pekarangan rumah atau masjid. Hal itu masih terjadi meski pemerintah negara itu telah melarang penyembelihan hewan kurban di area publik dan menunjuk lokasi pemotongan hewan kurban.
Adapun di Saudi Arabia, unta masih menjadi hewan kurban favorit. Pemerintah Kerajaan Arab Saudi biasanya sibuk melakukan pemotongan hewan kurban untuk didistribusikan ke negara Islam lain seperti di kawasan Afrika, Asia Tengah, dan Asia Selatan.
Idul Adha Ala Pesepakbola Eropa
Sejumlah pesepakbola muslim Eropa turut menyambut Idul Adha melalui ucapan selamat di media sosial. Salah satunya adalah pesepakbola muda Inggris, Adil Nabi, yang kini membela klub Indian Super League (ISL), Delhi Dynamos FC. "Hari raya haji yang diberkati. Haji 2015. Hari di padang Arafah," tulisnya pada akun
twitter
@NabiAdil.
Kicauan Nabi pun di-
retweet
oleh gelandang Wet Ham United, Cheikhou Kouyaté, pada akun Twitternya, @PapiCheikhou. Pemain asal Senegal itu juga me-retweet kicauain teman lainnya, "Alhamdulillah. Selamat Idul Adha, saudaraku."
Ucapan selamat Hari Raya Idul Adha juga disampaikan mantan gelandang Arsenal yang kini memperkuat Marseille, Abou Diaby, juga tak mau ketinggalan. "Selamat merayakan Idul Adha. Hari yang diberkati @OM_Officiel @TheAMF," tulis Diaby pada akun @AbouVDIABY.
Begitu pula dengan mantan pemain Tottenham Hotspur dan Sevilla, Frederic Kanoute. "Selamat Idul Adha. Hari yang penuh berkah bagi semua. Mudah-mudahan semuanya menikmati," tulis pria asal Mali tersebut, pada @FredericKanoute.