Kemendikbud Kirim Tim ke Daerah Terdampak Kabut Asap
Rabu, 16 September 2015 - 13:44 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
VIVA.co.id - Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud, Hamid Muhammad, menyatakan pihaknya telah mengirimkan tim khusus ke sejumlah daerah terdampak kabut asap. Tim bakal memberikan bantuan bagi peserta didik dan guru.
"Kami sudah menugaskan tim khusus ke Pekanbaru melalui Padang, dan tim ini sudah berkoordinasi dengan disdik provinsi dan kabupaten/kota untuk membahas kebijakan bagi sekolah yang terkena dampak kabut asap,” ujar Hamid dikutip dari laman kemendikbud.go.id, Rabu 16 September 2015.
Bencana tahunan kabut asap masih belum juga reda. Pantauan BMKG pada Selasa, 15 September 2015, masih menunjukkan 983 titik api mengepung wilayah Sumatera. Tak hanya melumpuhkan aktivitas warga, kabut asap juga mengganggu aspek lain, termasuk pendidikan.
Menyoal ketertinggalan materi belajar, Hamid meminta agar Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan menambah jam belajar terhadap semua sekolah yang tertinggal.
"Jam belajar efektif pertahun itu sekitar 1.000 untuk Sekolah Menengah Pertama sedangkan Sekolah Menengah Atas itu 1.200 jam pertahun. Jadi kami berikan kepada dinas atau pemda untuk tentukan sesuai pengaturan jam masuk sekolah selama setahun itu, apa lima hari masuk sekolah atau enam hari masuk sekolah," kata Hamid
Data Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan enam kabupaten/kota di daerah itu terdampak kabut asap yang melampaui batas kewajaran. Empat daerah itu adalah Palembang, Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin dan sebagian wilayah Muara Enim.
11 kabupaten/kota lain berada dalam kondisi normal dan wajar. Kondisi itu ada di Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur, OKU Selatan, Prabumulih, PALI, Lahat, Pagar Alam, Empat Lawang, Musi Rawas, Lubuk Linggau dan Muratara. (one)
Baca Juga :
"Kami sudah menugaskan tim khusus ke Pekanbaru melalui Padang, dan tim ini sudah berkoordinasi dengan disdik provinsi dan kabupaten/kota untuk membahas kebijakan bagi sekolah yang terkena dampak kabut asap,” ujar Hamid dikutip dari laman kemendikbud.go.id, Rabu 16 September 2015.
Bencana tahunan kabut asap masih belum juga reda. Pantauan BMKG pada Selasa, 15 September 2015, masih menunjukkan 983 titik api mengepung wilayah Sumatera. Tak hanya melumpuhkan aktivitas warga, kabut asap juga mengganggu aspek lain, termasuk pendidikan.
Menyoal ketertinggalan materi belajar, Hamid meminta agar Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan menambah jam belajar terhadap semua sekolah yang tertinggal.
"Jam belajar efektif pertahun itu sekitar 1.000 untuk Sekolah Menengah Pertama sedangkan Sekolah Menengah Atas itu 1.200 jam pertahun. Jadi kami berikan kepada dinas atau pemda untuk tentukan sesuai pengaturan jam masuk sekolah selama setahun itu, apa lima hari masuk sekolah atau enam hari masuk sekolah," kata Hamid
Data Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan enam kabupaten/kota di daerah itu terdampak kabut asap yang melampaui batas kewajaran. Empat daerah itu adalah Palembang, Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin dan sebagian wilayah Muara Enim.
11 kabupaten/kota lain berada dalam kondisi normal dan wajar. Kondisi itu ada di Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur, OKU Selatan, Prabumulih, PALI, Lahat, Pagar Alam, Empat Lawang, Musi Rawas, Lubuk Linggau dan Muratara. (one)