KontraS: Kabareskrim Harus Bersih-bersih Kasus Kontroversi
Rabu, 16 September 2015 - 06:35 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindakan Kekerasan (Kontras), Haris Azhar, mengapresiasi atas pertukaran jabatan kepala Badan Reserse Kriminal Polri beberapa waktu lalu.
Menurut Haris, pertukaran posisi itu harus ditafsirkan secara positif oleh aktivis antikorupsi tanpa cari cela untuk berusaha menemukan kesalahan.
"Kesalahan Budi Waseso akumulatif. Ini momentum Anang Iskandar untuk bersih-bersih kasus kontroversi sebelumnya," kata Haris, Rabu, 16 September 2015.
Haris berharap, mekanisme Anang dalam memberantas korupsi harus merujuk pada manajemen penyidikan.
"Mudah-mudahan mekanisme tersebut bisa didorong. Dalam gelar perkara terhadap kasus korupsi, maka harus memeriksa kasus-kasus yang menonjol. Karena itu, harusnya Pak Anang bisa membaca itu," kata Haris.
Bukan hanya itu, Haris minta, Anang harus menunjukkan profesionalismenya dengan menjadi pemimpin yang konsisten dan bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diembankan.
"Pak Anang harus bisa memimpin polisi. Yang harus dibangun adalah dalam proses penyidikan harus ada sinyal terhadap kasus," ucap Haris.
Maka dari itu, Haris berpesan bahwa Anang harus menempatkan posisinya sebagai kabareskrim secara jelas dengan mengusut tuntas kasus-kasus yang telah merugikan negara.
"Jangan memposisikan diri nggak jelas. Dia harus mendorong dan melihat laporan yang dilaporkan ICW dan kontraS," kata dia.
Baca Juga :
Menurut Haris, pertukaran posisi itu harus ditafsirkan secara positif oleh aktivis antikorupsi tanpa cari cela untuk berusaha menemukan kesalahan.
"Kesalahan Budi Waseso akumulatif. Ini momentum Anang Iskandar untuk bersih-bersih kasus kontroversi sebelumnya," kata Haris, Rabu, 16 September 2015.
Haris berharap, mekanisme Anang dalam memberantas korupsi harus merujuk pada manajemen penyidikan.
"Mudah-mudahan mekanisme tersebut bisa didorong. Dalam gelar perkara terhadap kasus korupsi, maka harus memeriksa kasus-kasus yang menonjol. Karena itu, harusnya Pak Anang bisa membaca itu," kata Haris.
Bukan hanya itu, Haris minta, Anang harus menunjukkan profesionalismenya dengan menjadi pemimpin yang konsisten dan bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diembankan.
"Pak Anang harus bisa memimpin polisi. Yang harus dibangun adalah dalam proses penyidikan harus ada sinyal terhadap kasus," ucap Haris.
Maka dari itu, Haris berpesan bahwa Anang harus menempatkan posisinya sebagai kabareskrim secara jelas dengan mengusut tuntas kasus-kasus yang telah merugikan negara.
"Jangan memposisikan diri nggak jelas. Dia harus mendorong dan melihat laporan yang dilaporkan ICW dan kontraS," kata dia.