Dinilai Kurang Seberani Buwas, Ini Kata Anang Iskandar
Sabtu, 5 September 2015 - 15:17 WIB
Sumber :
- Anwar Sadat
VIVA.co.id - Mutasi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Anang Iskandar, menjadi Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim Polri), menggantikan Komjen Budi Waseso yang akan menempati tempatnya menimbulkan polemik di masyarakat.
Baca Juga :
Banyak keraguan masyarakat terhadap Anang yang dinilai tidak seberani Buwas saat jadi Kabareskrim. Mengenai hal ini, Anang mengatakan sudah biasa diragukan orang.
"Saya memang sejak jadi polisi, orang melihat saya banyak yang ragu-ragu. Anang kan anak tukang cukur. Kalau mau masuk Akpol itu kan harus anaknya Jenderal, anaknya penggede. Begitu berjalan, saya sudah Kapolres, itu teman-teman, senior pada bilang. Yang ngomong seperti itu sampai sekarang ada. Memang kadang-kadang orang melihat hanya kulitnya saja," ujar Anang, di Warung Daun, Cikini, Jakarta Timur, Sabtu, 5 September 2015.
Begitu pula saat dia menjabat sebagai Kepala BNN. Ia menyebut mendapat jabatan tersebut seperti mendapat bola muntahan. Banyak orang ribut ketika ia menjadi Kepala BNN.
Sekarang pun orang ribut, tahu-tahu dia justru menjadi Kepala Kabareskrim, meskipun dengan segala macam pendapat. Lulusan militer AKABRI itu mengatakan bahwa memang hanya waktu yang dapat membuktikan seluruh keraguan dan tanda tanya banyak orang mengenai kemampuannya.
Dia mengatakan, banyak orang yang meremehakan, tapi itu justru menguntungkan dirinya.
"Kalau sekarang banyak yang underestimate paling hanya ditulis saja di media. Tapi, dengan berjalannya waktu akan terbukti. Saya tidak pernah membuktikan sendiri, tapi alami ini. Perjalanan waktu yang akan membuktikan. Pengalaman saya seperti itu. Saya kan sudah 32 tahun," ujar Anang.
Selama menjabat sebagai Kepala BNN, Anang tidak menggubris pihak-pihak yang mengecilkan dirinya. Ia mengatakan, mungkin mereka tidak paham dan berpikir bahwa hanya orang tertentu yang bisa mengungkap kasus narkoba.
"Tapi, kenyataannya saya duduk di sana bandar kelas kakap yang nomor satu di Asia bisa ketangkap. Kemudian pengiriman jenis ganja delapan ton dengan cara kita itu bisa ketangkap jaringannya lengkap. Artinya ada penerimanya, siapa yang membiayai, itu lengkap. Dengan cara-cara yang memang tidak bisa menangkap jaringan kejahatan dengan cara gembar-gembor. Begitu ketangkap baru kami tunjukkan," jelas Anang.
Ia juga sempat menyinggung soal 10 tahanan BNN yang kabur beberapa waktu lalu. Ketika hal tersebut terjadi, ia mengaku, meminta tolong kepada Tuhan agar ia bisa menangkap kembali seluruh tahanan tersebut.
"Ketika itu, anggota Komisi III DPR marah-marah. Saya dimarahi ya diam saja, memang betul kok. Segala macam curiga keluar semua. Namanya 10 tahanan kelas kakap kabur. Semua curiga ke saya. Tapi, saya hanya berjanji akan menangkap kembali. Ternyata benar," kata dia. (one)