Ini Tips Bagi Jemaah Haji Agar Kuat Beribadah

Ilustrasi rombongan jemaah calon haji.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Sodiq

VIVA.co.id - Terik matahari dengan suhu sekitar 45 derajat celcius membuat udara terasa panas dan menguras stamina. Kadang, hal itu tak dirasakan oleh jemaah karena lebih mengutamakan ibadah.

Seringkali, jemaah sampai lupa akan kebutuhan makan dan minum. Nah, salah satu cara yang bisa dilakukan agar stamina tetap prima dalam menjalankan prosesi haji adalan menjaga pola makan dan istirahat.

"Pokoknya jangan sampai terlambat makan. Itu kuncinya," kata Kepala Seksi Perlindungan Jemaah daerah kerja Bandara Jeddah-Madinah AKBP Jajang Hasan Basri seperti dikutip dari situs Kementerian Agama, kemenag.go.id, Rabu, 26 Agustus 2015.

Tak hanya membuat stamina drop, makan yang disajikan kepada jemaah pun ada batas waktunya, sesuai yang tercantum dalam kotak makanan. Sehingga, jika sampai melewati batas waktu, maka kualitas makanan yang akan dikonsumsi akan berkurang.

Setiap hari, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memberikan layanan katering makan berat dua kali, yakni siang dan malam. Selain itu, snack berat pagi hari serta satu kotak sachet kopi, gula, teh, saus dan sambal.

Dua Jam

Pemerintah juga mengimbau jemaah untuk tidak menunda makan siang. Langkah ini untuk mengantisipasi makanan basi ketika kotak makan siang mereka terima.

"Makanan dikonsumsi paling telat dua jam setelah diterima oleh jemaah," kata Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag), Sri Ilham Lubis.

Sri menjelaskan, perhitungan dua jam tersebut karena adanya menu sayuran dalam kotak makan. Sayuran dalam kemasan tertutup dikhawatirkan mudah basi dan mencemari makanan lainnya.

"Sebenarnya bisa saja lebih lama. Tapi, kami antisipasi jangan sampai lauknya bagus, nasinya tahan, tapi sayurnya tidak. Kita tetapkan batasan antisipasinya adalah dua jam," ujarnya menerangkan.

Pemerintah juga sudah meminta 23 perusahaan penyedia jasa katering untuk mendistribusikan makanan ke pemondokan sebelum pukul 11.00 waktu Arab Saudi. Pemerintah memperkirakan jemaah belum berangkat ke Masjidil Haram untuk salat dzhuhur pada waktu tersebut.

Biasanya, jemaah akan melanjutkan salat asar di Masjidil Haram tanpa kembali ke pemondokan untuk menghemat tenaga.

"Jadi, jemaah sudah bisa konsumsi makanan sebelum ke masjid. Karena itu, distribusi tidak boleh telat."

(mus)