Keluarga Ikhlaskan Kepergian Pilot Trigana Air

Proses evakuasi jenazah pesawat Trigana Air.
Sumber :
  • Dok. Basarnas
VIVA.co.id - Keluarga Kapten Hasanudin, pilot pesawat Trigana Air yang jatuh di Pegunungan Bintang, Papua, mengikhlaskan kepergiannya.

Miftah, salah satu keponakan Kapten Hasanudin mengatakan, seluruh keluarga termasuk istri almarhum sudah ikhlas dengan apa yang menimpa sang kapten meskipun awalnya keluarga sempat syok saat pertama mendapat kabar tragedi itu.

"Istrinya Pak Hasan awalnya memang syok tapi sekarang sudah bisa mengikhlaskannya kok," ujarnya, Rabu 19 Agustus 2015.

Miftah menambahkan, saat ini keluarga sedang menunggu kabar dipulangkannya jasad Hasanudin ke Tangerang untuk dimakamkan secara layak. "Kami masih menunggu kabar dari sana (Papua)," kata Miftah.

Baca juga:

Hasanudin adalah pilot senior di maskapai Trigana Air. Rencananya, jika jasad Hasanudin sudah berhasil dievakuasi dan dipulangkan, keluarga akan membawanya terlebih dahulu ke rumah duka di Kampung Bitung 02/ 05, Desa Kadu Jaya, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, untuk selanjutnya dimakamkan di tempat pemakaman umum setempat.

Trigana Air yang jatuh pada Minggu 16 Agustus 2015 ditemukan dalam kondisi hancur pada koordinat 04 derajat 49 menit 289 lintang selatan, 140 derajat 29 menit 953 bujur timur. Pesawat diduga menabrak gunung lalu jatuh di ketinggian 8.500 kaki.

Pesawat itu hilang kontak saat terbang dari Bandara Sentani, Jayapura, dengan tujuan Bandara Oksibil, Pegunungan Bintang. Pesawat mengangkut 54 orang yang terdiri dari seorang kapten pilot, seorang kopilot, seorang mekanik, seorang pramugari, dan 49 penumpang. Selanjutnya...