Khidmatnya Proklamasi dari 'Perut Bumi'
- VIVA.co.id / Renne Kawilarang
VIVA.co.id - Di ruangan seluas 14x200 meter, dua ratus orang serempak mengumandangkan “Indonesia Raya” dan menyimak dengan seksama naskah Proklamasi Kemerdekaan RI. Suasana sangat khidmat, dan setelahnya berganti riang dengan sedikit haru.
Ini tidak terjadi di ruang terbuka atau lapangan, seperti layaknya Upacara Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di banyak tempat. Ini berlangsung di tambang bawah tanah milik PT Freeport Indonesia, sekitar 5 km di atas kota lembah Tembagapura, Papua.
Lokasi upacara terletak 5 km dari pintu terowongan Ali Budiarjo di milepost 74. Namun lokasinya dibuat terang benderang oleh lampu sehingga layak dan aman untuk menjadi tempat upacara. Tinggi tambang ini 9 meter, cukup untuk sirkulasi udara sehingga tidak pengap.
Walau berada di bawah tanah lembah Grasberg, yang berjarak 1,9 km dari puncaknya, perangkat upacara proklamasi ini tak beda jauh dengan yang di lapangan terbuka. Ada paduan suara, komandan upacara dan barisan peserta, serta pasukan pengibar bendera.
Banyak peserta yang tidak menyembunyikan kebanggaan dan kegembiraan begitu upacara selesai. Tak terkecuali, Maroef Sjamsoeddin, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia yang baru kali pertama memimpin upacara di bawah tanah.
“Saya bangga dan memberi apresiasi bagi para staf yang sudah mempersiapkan upacara ini. Upacara di tambang bawah tanah ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi para pekerja kami sehingga termotivasi untuk berbuat yang terbaik,” kata Maroef, yang baru sekitar tujuh bulan memegang kendali Freeport Indonesia.
Tambang bawah tanah yang menjadi lokasi upacara ini bernama DMLZ (Deep Mining Level Zone), satu dari lima tambang bawah tanah yang digali Freeport. Ini merupakan masa depan Freeport, yang tidak akan lagi menerapkan tambang terbuka (open pit) atau dari atas permukaan tanah mulai 2017 karena kandungannya bijih emas, tembaga maupun peraknya sudah habis.
Hengky Rumbino, yang mempersiapkan upacara di bawah tanah ini, menyatakan bahwa upacara tersebut merupakan wujud syukur mereka atas perkembangan proyek di DMLZ, yang dirintis pada 2008. “Tambang DMLZ ini merupakan karya anak bangsa karena kami sendiri yang merancang dan menggarapnya. Dan ini menjadi andalan penambangan Freeport selanjutnya,” kata Hengky, putra Papua yang sukses menjadi Wakil Presiden Operasi Tambang Bawah Tanah PT Freeport Indonesia.
Upacara unik ini pun mengundang kekaguman sejumlah warga asing yang turut menghadiri. Mereka adalah para ekspatriat dan keluarga yang direkrut Freeport. “Luar biasa. Suasana upacara berlangsung khidmat dan berganti menjad keriaan. Saya belum pernah menemukan momen seperti ini,” kata Hugo Vega, warga Chile yang bekerja sebagai pakar teknis untuk terowongan bawah tanah GBC Freeport.
“Saya terkesan dan mengucapkan salut kepada panitia yang mengadakan upacara unik ini. Saya benar-benar menikmatinya,” kata Robin Zimmer, warga Amerika Serikat yang sudah 5 tahun setengah mengikuti suaminya tinggal di Tembagapura yang bekerja untuk Freeport.