'Reshuffle,' Ini Sosok Menkopolhukam Luhut Pandjaitan
Rabu, 12 Agustus 2015 - 15:47 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id - Luhut Binsar Pandjaitan resmi dilantik sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan menggantikan menteri sebelumnya, Tedjo Edy Purdijatno. Saat ini Luhut bahkan masih aktif tercatat sebagai Kepala Staf Kepresidenan RI sejak 31 Desember 2014 lalu.
Itu bukan karier pertama Luhut di pemerintahan. Pada masa pemerintahan Presiden B. J. Habbie, Luhut diangkat sebagai duta besar RI untuk Singapura. Luhut dianggap piawai dalam diplomasi untuk mengatasi hubungan dua negara yang sempat terganggu setelah Presiden soeharto lengser.
Selanjutnya, di era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Luhut ditarik sebelum masa dinasnya berakhir dan dipercaya menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Industri periode 2000-2001.
Pria yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPP Partai Golkar pada 2008-2014 itu telah lebih dulu berkarier sebagai pengusaha. Luhut merintis bisnisnya di bidang energi dan pertambangan melalui perusahaan yang didirikannya pada 2004. PT Toba Sejahtra Group yang dirintisnya kini bernaung di bawah Toba Sejahtra dengan bidang usaha yang lebih luas seperti, sektor pertambangan batu bara, minyak dan gas, perkebunan, juga kelistrikan.
Luhut Binsar Pandjaitan lahir di sebuah kampung kecil di Simargala, Toba Samosir, Sumatera Utara, pada 28 September 1947. Dia berhasil menamatkan pendidikannya di Akademi Militer berkat perjuangan seorang ayah yang berprofesi sebagai sopir bus. Pendidikan selanjutnya juga diperoleh berkat kerja keras ayahnya. Dengan biaya dari perusahaan tempat ayahnya bekerja, Luhut menjadi putra Indonesia pertama yang dikirim belajar ke Cornell University di Amerika Serikat dan bergelar Insinyur.
Suami dari Devi Simatupang itu mengawali karirnya di bidang militer. Pria yang aktif ngeblog di usia 66 tahun itu pernah menjabat Komandan Pusat Pendidikan Kopassus di Batujajar, Bandung, hingga berpangkat Jenderal Kopassus bintang empat. Dia bahkan pernah pula berada di posisi sebagai Asisten Operasi di Markas Kopassus serta Komandan pertama Detasemen 81 yang sekarang dikenal sebagai Detasemen Penanggulangan Teror (Gultor) 81. Detasemen itu digagas Luhut sejak Panglima ABRI dijabat Jenderal Benny Moerdani. Kariernya di Kopassus dilakoninya setelah Luhut merampungkan pendidikannya di Akademi Militer dengan pangkat Letnan Dua.
Harta Kekayaan Luhut Panjaitan
Sejak menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan, Luhut Pandjaitan rupanya baru memperbarui laporan harta kekayaannya. Luhut mengaku terakhir kali melaporkan pada 10 Mei 2001.
Dilaporkan pada Jumat, 19 Juni 2015 harta kekayaan Luhut sebesar Rp7.105.490.000 dan 295.494 dollar AS. Kekayaan tersebut terdiri dari harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan senilai Rp 1.460.490.000460.490.
Sementara harta tidak bergerak dalam bentuk alat transportasi senilai Rp795 juta, logam mulia Rp250 juta. Sedangkan, nilai giro dan setara kas lain yang dilaporkannya sebesar Rp4,6 miliar dan 295.494 dollar AS.
Baca Juga :
Itu bukan karier pertama Luhut di pemerintahan. Pada masa pemerintahan Presiden B. J. Habbie, Luhut diangkat sebagai duta besar RI untuk Singapura. Luhut dianggap piawai dalam diplomasi untuk mengatasi hubungan dua negara yang sempat terganggu setelah Presiden soeharto lengser.
Selanjutnya, di era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Luhut ditarik sebelum masa dinasnya berakhir dan dipercaya menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Industri periode 2000-2001.
Pria yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPP Partai Golkar pada 2008-2014 itu telah lebih dulu berkarier sebagai pengusaha. Luhut merintis bisnisnya di bidang energi dan pertambangan melalui perusahaan yang didirikannya pada 2004. PT Toba Sejahtra Group yang dirintisnya kini bernaung di bawah Toba Sejahtra dengan bidang usaha yang lebih luas seperti, sektor pertambangan batu bara, minyak dan gas, perkebunan, juga kelistrikan.
Luhut Binsar Pandjaitan lahir di sebuah kampung kecil di Simargala, Toba Samosir, Sumatera Utara, pada 28 September 1947. Dia berhasil menamatkan pendidikannya di Akademi Militer berkat perjuangan seorang ayah yang berprofesi sebagai sopir bus. Pendidikan selanjutnya juga diperoleh berkat kerja keras ayahnya. Dengan biaya dari perusahaan tempat ayahnya bekerja, Luhut menjadi putra Indonesia pertama yang dikirim belajar ke Cornell University di Amerika Serikat dan bergelar Insinyur.
Suami dari Devi Simatupang itu mengawali karirnya di bidang militer. Pria yang aktif ngeblog di usia 66 tahun itu pernah menjabat Komandan Pusat Pendidikan Kopassus di Batujajar, Bandung, hingga berpangkat Jenderal Kopassus bintang empat. Dia bahkan pernah pula berada di posisi sebagai Asisten Operasi di Markas Kopassus serta Komandan pertama Detasemen 81 yang sekarang dikenal sebagai Detasemen Penanggulangan Teror (Gultor) 81. Detasemen itu digagas Luhut sejak Panglima ABRI dijabat Jenderal Benny Moerdani. Kariernya di Kopassus dilakoninya setelah Luhut merampungkan pendidikannya di Akademi Militer dengan pangkat Letnan Dua.
Harta Kekayaan Luhut Panjaitan
Sejak menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan, Luhut Pandjaitan rupanya baru memperbarui laporan harta kekayaannya. Luhut mengaku terakhir kali melaporkan pada 10 Mei 2001.
Dilaporkan pada Jumat, 19 Juni 2015 harta kekayaan Luhut sebesar Rp7.105.490.000 dan 295.494 dollar AS. Kekayaan tersebut terdiri dari harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan senilai Rp 1.460.490.000460.490.
Sementara harta tidak bergerak dalam bentuk alat transportasi senilai Rp795 juta, logam mulia Rp250 juta. Sedangkan, nilai giro dan setara kas lain yang dilaporkannya sebesar Rp4,6 miliar dan 295.494 dollar AS.