Tiga Hari Dipikul, Bantuan PMI untuk Warga Lanny Jaya Tiba
- PMI Pusat
VIVA.co.id - Karena cuaca buruk dan tidak bisa dijangkau dengan pesawat, bantuan bahan makanan dan obat-obatan bagi warga korban bencana cuaca ekstrem di Kabupaten Lanny Jaya, Papua, harus diangkut menggunakan tenaga angkut manusia. Setelah tiga hari dipikul, bantuan akhirnya tiba.
Bantuan dari Palang Merah Indonesia (PMI) yang hari ini tiba adalah 500 galon air mineral, 480 lembar selimut, dan 150 box mie instan. Bantuan diberikan langsung kepada kepala distrik Kuyawange, Kabupaten Lanny Jaya.
"Air bersih merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat sekitar Kabupaten Lanny Jaya. Karenanya, PMI memilih mendistribusikan bantuan air. Juga kami mendistribusikan selimut dan makanan," ujar Pelaksana Harian Ketum PMI, Ginanjar Kartasasmita, dalam keterangan persnya, Senin 27 Juli 2015.
Ada tiga distrik yang mengalami bencana kelaparan akibat cuaca ekstrem, yakni Kuyawange, Wanua Barat, dan Goa Baliem. Sebelumnya diberitakan, Rabu 15 Juli 2015, sedikitnya 11 orang dilaporkan tewas, akibat bencana kekeringan aneh di Lembah Kwiyawagi, Lanny Jaya, Papua.
Bupati Lanny Jaya Befa Jigibalon menyebut, peristiwa tersebut berulang setiap lima tahun. Pada keterangan tertulisnya, Befa mengatakan, bencana kekeringan aneh itu sudah terjadi sejak lama dan sempat hilang dalam sembilan tahun terakhir.
Cuaca ekstrem biasanya terjadi pada malam hari, diawali dengan turunnya embun yang menutupi seluruh wilayah itu. Pagi hari embun berubah menjadi minyak yang menyelimuti tumbuhan. Beberapa jam kemudian semua tumbuhan yang tertutup minyak itu, akan menjadi layu dan kering.
"Terjadi setiap hari selama kemarau panjang," ujarnya.
Menurut dia, hal terburuk yang dapat terjadi, adalah kelaparan akibat matinya tanaman yang menjadi sumber pangan di Lanny Jaya. Befa menambahkan, hujan justru membuat tanaman warga membusuk, yang akhirnya terjadi kelaparan panjang.
"Bencana besar terjadi, ketika hujan mulai turun," ujarnya.
Namun, untuk bantuan pangan, Befa menyebut pihaknya hanya bisa memasok hingga satu pekan ke depan. Sementara penyaluran bantuan tidak mudah, dengan medan yang sulit dicapai.
"Bantuan yang dikirimkan pemda, harus dengan pesawat yang biaya angkutnya tinggi," ujarnya.