Kesaksian Pengunjung Bencana Longsor Air Terjun Sedudo
Rabu, 22 Juli 2015 - 00:00 WIB
Sumber :
- VIVA/Kusnandar
VIVA.co.id - Musibah terjadi di pemandian Air Terjun Sedudo, Nganjuk, Jawa Timur, Selasa 21 Juli 2014, pukul 16.00 WIB. Sebuah batang pohon berdiameter 0,15 meter dengan panjang 2,5 meter jatuh dari ketinggian 150 meter tepat di air terjun, yang ramai dipadati pengunjung, saat liburan Idul Fitri 2015.
Muhammad Andriansyah, warga Waru, Sidoarjo, sesaat sebelum peristiwa terjadi ada di tempat tersebut bersama keluarganya.
"Ya, sebelumnya saya bersama keluarga ada di pemandian Air Terjun Sedudo. Saya sangat kaget, karena setelah pergi meninggalkan tempat wisata itu, saya mendengar ada musibah tersebut," kata Andriansyah saat dihubungi, Selasa 21 Juli 2015, malam.
Ayah satu anak, pekerja media online nasional itu mengaku sempat kaget dan trauma. Bersyukur, dia dan keluarganya sudah beranjak saat peristiwa terjadi.
"Alhamdulillah, beberapa saat setelah meninggalkan lokasi, saya mendengar kabar, ada material batang pohon dan bebatuan jatuh dan menimpa pengunjung yang ada di bawah," katanya.
Dia mengaku, saat mandi di air terjun tersebut bersama keluarga sempat berpikir, tentang kemungkinan adanya bahaya.
"Sebelumnya, saya sempat berpikir, bagaimana jika bebatuan di atas tersebut jatuh dan menimpa pengunjung. Kemudian setelah itu saya dan keluarga keluar meninggalkan lokasi air terjun," kenangnya.
Dia mengaku tak dapat membayangkan jika hal tersebut terjadi. "Saya tidak bisa membayangkan jika saat berada di lokasi, dan musibah terjadi. Alhamdulillah Allah memberikan yang terbaik buat saya dan keluarga," katanya.
Untuk sementara, akibat peristiwa yang terjadi di Air Terjun Sedudo di Desa Ngliman Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk tersebut, tiga orang diberitakan meninggal dunia. Yakni, Hendra Pramana Setiawan 17 tahun warga Jalan Diponegoro, Tulungagung; Subhan Anang Mashuro 35 tahun, warga Jalan Jepara Surabaya; dan Sofyan Sahuri 25 tahun, warga Jalan Kapas Jaya Surabaya.
Dan, sembilan orang lainnya teridentifikasi mengalami luka-luka. Mereka adalah Muhammad Hasyim 20 tahun, Muhammad Rifai 29 tahun, Bagus 29 tahun, warga Semare, Kernel, Nganjuk; Prasetyo 15 tahun, Hafidz 20 tahun, warga Desa Peluh Kridosono, Siti Manggison 38 tahun, Rosita 35 tahun warga Surabaya, Galuh 27 tahun warga Lamongan, dan Subekti 37 tahun warga Jakarta Selatan mengalami luka patah tangan kanan.
Baca Juga :
Muhammad Andriansyah, warga Waru, Sidoarjo, sesaat sebelum peristiwa terjadi ada di tempat tersebut bersama keluarganya.
"Ya, sebelumnya saya bersama keluarga ada di pemandian Air Terjun Sedudo. Saya sangat kaget, karena setelah pergi meninggalkan tempat wisata itu, saya mendengar ada musibah tersebut," kata Andriansyah saat dihubungi, Selasa 21 Juli 2015, malam.
Ayah satu anak, pekerja media online nasional itu mengaku sempat kaget dan trauma. Bersyukur, dia dan keluarganya sudah beranjak saat peristiwa terjadi.
"Alhamdulillah, beberapa saat setelah meninggalkan lokasi, saya mendengar kabar, ada material batang pohon dan bebatuan jatuh dan menimpa pengunjung yang ada di bawah," katanya.
Dia mengaku, saat mandi di air terjun tersebut bersama keluarga sempat berpikir, tentang kemungkinan adanya bahaya.
"Sebelumnya, saya sempat berpikir, bagaimana jika bebatuan di atas tersebut jatuh dan menimpa pengunjung. Kemudian setelah itu saya dan keluarga keluar meninggalkan lokasi air terjun," kenangnya.
Dia mengaku tak dapat membayangkan jika hal tersebut terjadi. "Saya tidak bisa membayangkan jika saat berada di lokasi, dan musibah terjadi. Alhamdulillah Allah memberikan yang terbaik buat saya dan keluarga," katanya.
Untuk sementara, akibat peristiwa yang terjadi di Air Terjun Sedudo di Desa Ngliman Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk tersebut, tiga orang diberitakan meninggal dunia. Yakni, Hendra Pramana Setiawan 17 tahun warga Jalan Diponegoro, Tulungagung; Subhan Anang Mashuro 35 tahun, warga Jalan Jepara Surabaya; dan Sofyan Sahuri 25 tahun, warga Jalan Kapas Jaya Surabaya.
Dan, sembilan orang lainnya teridentifikasi mengalami luka-luka. Mereka adalah Muhammad Hasyim 20 tahun, Muhammad Rifai 29 tahun, Bagus 29 tahun, warga Semare, Kernel, Nganjuk; Prasetyo 15 tahun, Hafidz 20 tahun, warga Desa Peluh Kridosono, Siti Manggison 38 tahun, Rosita 35 tahun warga Surabaya, Galuh 27 tahun warga Lamongan, dan Subekti 37 tahun warga Jakarta Selatan mengalami luka patah tangan kanan.