Kemarau, 32.000 Warga Bantul Terancam Krisis Air Bersih
Selasa, 14 Juli 2015 - 18:50 WIB
Sumber :
- ANTARA/ Andreas Fitri Atmoko
VIVA.co.id - Tak kurang dari 32.000 jiwa warga di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, terancam kekurangan air bersih ketika puncak musim kemarau berlangsung pada bulan September dan Oktober 2015 yang akan datang.
"Dari total 32.000 lebih jiwa yang bakal terpapar langsung bencana kekeringan itu, paling banyak memang terdapat di kawasan Srimartani, Kecamatan Piyungan, yang mencapai 6.009 jiwa yang terdiri dari enam pedukuhan," kata Kepala Pelaksanan BPBD Kabupaten Bantul, Yogyakarta Dwi Daryanto, Selasa, 14 Juli 2015.
Menurutnya untuk penanggulangan bencana kekeringan tersebut, BPBD Bantul akan mengajukan permohonan dana darurat sebesar Rp2 miliar kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Baca Juga :
"Dari total 32.000 lebih jiwa yang bakal terpapar langsung bencana kekeringan itu, paling banyak memang terdapat di kawasan Srimartani, Kecamatan Piyungan, yang mencapai 6.009 jiwa yang terdiri dari enam pedukuhan," kata Kepala Pelaksanan BPBD Kabupaten Bantul, Yogyakarta Dwi Daryanto, Selasa, 14 Juli 2015.
Menurutnya untuk penanggulangan bencana kekeringan tersebut, BPBD Bantul akan mengajukan permohonan dana darurat sebesar Rp2 miliar kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Diharapkan, dana itu bisa segera cair sebelum Bantul memasuki puncak musim kemarau. "Agar dana tersebut terealisasi maka diterbitkan Surat Keputusan terkait siaga darurat kekeringan di Bantul karena satu-satunya modal pengajuan itu
ya
SK dari Bupati itu," ujarnya.
Bantuan yang akan diterimanya dari BNPB nantinya akan diproyeksikannya untuk menghidupkan kembali fungsi sumber air bersih di masing-masing titik.
Pasalnya, saat ini, kondisi sumber-sumber air bersih itu memang nyaris tak terawat dengan baik. Masyarakat dinilainya kurang bisa mengatur dengan baik pemakaian air bersih itu.
"Di samping juga ada beberapa yang memang membutuhkan bantuan sarana seperti pipa dan pompa," katanya.