Di Puncak Perayaan Peh Cun, Telur Ayam dapat Berdiri Tegak
Sabtu, 20 Juni 2015 - 16:17 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Septianda Perdana
VIVA.co.id - Masyarakat Tionghoa Yogyakarta menggelar perayaan Peh Cun yang dipusatkan di kawasan Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul. Meski terbilang sepi pengunjung, namun tradisi suku Tionghoa ini tetap digelar sederhana namun meriah.
"Perayaan Peh Cun kali ini memang sengaja digelar cukup sederhana untuk menghormati saudara kita umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa," kata Veni Kenzie, Humas Perayaan Peh Cun, Sabtu 20 Juni 2015.
Acara puncak Peh Cun sendiri adalah mendirikan telur tepat pada pukul 12.00 WIB. Pada jam tersebut rentang waktu itu bumi dan matahari berada pada garis yang lurus sehingga gaya grafitasinya sangat tinggi.
Telur yang berbentuk oval dapat berdiri karena grafitasi yang sangat tinggi. "Masyarakat yang akan mencoba mendirikan telur diberi kesempatan seluas-luasnya karena panitia juga telah menyediakan telur-telur untuk diberdirikan," ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul, Bambang Legowo tak menampik jika perayaan Peh Cun kali ini tidak bisa menarik wisatawan dalam jumlah cukup banyak karena bersamaan dengan bulan suci ramadhan.
"Bulan suci ramadhan merupakan titik nadir kunjungan wisatawan. Tak hanya di Bantul namun hampir semua tempat sepi pengunjung," katanya.
Di Pantai Parangtritis misalnya, di hari biasa petugas retribusi pantai ini bisa mencapai puluhan juta dari pendapatan penjualan tiket. Namun, di bulan Ramadan paling banyak hanya bisa mengumpulkan Rp1,5 juta.
“Puasa-puasa siapa yang mau piknik. Sehari, paling banyak 1.000 orang, itu pun sudah bagus,” tuturnya.
Baca Juga :
"Perayaan Peh Cun kali ini memang sengaja digelar cukup sederhana untuk menghormati saudara kita umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa," kata Veni Kenzie, Humas Perayaan Peh Cun, Sabtu 20 Juni 2015.
Acara puncak Peh Cun sendiri adalah mendirikan telur tepat pada pukul 12.00 WIB. Pada jam tersebut rentang waktu itu bumi dan matahari berada pada garis yang lurus sehingga gaya grafitasinya sangat tinggi.
Telur yang berbentuk oval dapat berdiri karena grafitasi yang sangat tinggi. "Masyarakat yang akan mencoba mendirikan telur diberi kesempatan seluas-luasnya karena panitia juga telah menyediakan telur-telur untuk diberdirikan," ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul, Bambang Legowo tak menampik jika perayaan Peh Cun kali ini tidak bisa menarik wisatawan dalam jumlah cukup banyak karena bersamaan dengan bulan suci ramadhan.
"Bulan suci ramadhan merupakan titik nadir kunjungan wisatawan. Tak hanya di Bantul namun hampir semua tempat sepi pengunjung," katanya.
Di Pantai Parangtritis misalnya, di hari biasa petugas retribusi pantai ini bisa mencapai puluhan juta dari pendapatan penjualan tiket. Namun, di bulan Ramadan paling banyak hanya bisa mengumpulkan Rp1,5 juta.
“Puasa-puasa siapa yang mau piknik. Sehari, paling banyak 1.000 orang, itu pun sudah bagus,” tuturnya.