Mengenal 'Kampung Idiot' di Ponorogo
Selasa, 9 Juni 2015 - 11:22 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/ Adib Ahsani
VIVA.co.id - Dusun Kates Desa Pandak Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo mendadak menjadi sorotan setelah Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa melakukan kunjungan, Senin kemarin, 9 Juni 2015.
Tapi, bukan karena kedatangan seorang menteri desa ini jadi sohor. Ini lantaran penduduk yang menghuni desa itu bukan orang-orang biasa.
Baca Juga :
Tapi, bukan karena kedatangan seorang menteri desa ini jadi sohor. Ini lantaran penduduk yang menghuni desa itu bukan orang-orang biasa.
Di dusun ini terdapat 55 penderita tunagrahita, yang sebagian besar berusia produktif. Karena hal itu, mereka tidak bisa berkatifitas banyak karena kemampuan mereka yang sangat terbatas.
Yaimun, kepala Desa Pandak menuturkan penderita disabilitas intelektual ini hanya terdapat di Dusun Kates. “Ya hanya di dusun Kates ini, dusun lain tidak ada,” ujarnya kepada
VIVA.co.id.
Sebentulnya para penderita disbilitas intelektual ini sudah lama ada. “Kami pernah mengajukan bantuan untuk mereka ke Pemerintah Kabupaten Ponorogo. Tetapi itu tidak ditanggapi, karena mereka dianggap sebagi kaum miskin biasa. Lalu tahun 2011, banyak wartawan datang dan mengangkat kasus ini. Makanya di sini terkenal dengan ‘kampung idiot’.
Kini, kampung ini pun menjadi terkenal, bahkan dijuluki dengan nama "Kampung Idiot" atau "Kampung Tunagrahita". "Sejak kasus ini terangkat di media, barulah ada perhatian dari pemerintah,” ujar Yaimun menjelaskan.
Banyak petugas datang melakukan pendataan terhadap para penderita disabilitas intelektual. Mereka datang untuk mengetahui lebih dalam tentang penduduk di desa ini. “Barulah tahun 2012, bantuan untuk mereka datang. Itu pun belum mencakup semuanya,” kata Yaimun.
Paeran, kepala Dusun Kates menambahkan, kehidupan para penderita disabilitas intelektual ini sungguh memprihatinkan. “Bagaimana tidak, mereka hanya bisa bergantung kepada keluarga mereka yang normal. Seandainya keluarga mereka yang normal itu tidak ada, bagaimana nasib mereka,” tutur Paeran.
Selain bergantung untuk beraktivitas, para penderita disabilitas intelektual ini juga bergantung secara penghidupan. “Ya dari tetangga-tetangga mereka yang memberi makan,” kata Paeran.
Namun, sejak terangkat di media, selain dari pemerintah, bantuan juga datang dari luar kalangan pemerintah. ”Ada dari perusahaan rokok yang membantu mereka, dari Bank Indonesia juga membantu, bantuan raskin juga mereka terima rutin. Rata-rata bantuan dari luar datang setiap sebulan sekali,” kata Yaimun.
Di Dusun Kates terdapat sekitar 500 jiwa. Dari jumlah itu ada 55 orang atau 11 persen merupakan penderita disabilitas intelektual dari 49 Kepala Keluarga. Sebagian besar masih berumur produktif. Sementara Desa Pandak Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo, dihuni oleh 3.621 jiwa atau sekitar 1.100 kepala keluarga.
Desa Pandak Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo yang terletak sekitar 35-40 kilometer dari pusat Kabupaten Ponorogo ini, tergolong daerah yang gersang. Saat musim kemarau, tidak sedikit sumur penduduk desa yang kering
Selain desa Pandak, ada desa lain yang penduduknya juga terdapat penderita disabilitas intelektual, yaitu Desa Karang Patihan di Kecamatan Balong, Desa Sidowayah dan Desa Krebet yang berada di Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo.