Terjebak 9 Jam di Laut, Korban: Setir Perahu Patah
Minggu, 7 Juni 2015 - 06:26 WIB
Sumber :
- Foto: VIVAnews/Veros Afif
VIVA.co.id - Polisi air Polres Sumenep akhirnya berhasil melakukan proses evakuasi terhadap rombongan wisatawan dari Pamekasan. Rombongan yang terdiri dari tujuh orang itu diketahui terjebak di laut selama sembilan jam setelah perahu yang mereka tumpangi mati mesin.
Menurut Kapolres Sumenep, AKBP Rendra Radita Diwayana, tujuh orang itu terdiri dari empat perempuan, dua orang laki-laki, dan seorang nelayan.
"Saat ditemukan, kondisi para korban nampak memprihatinkan. Mereka mengalami kedinginan yang teramat sangat setelah berjam-jam di laut," ujar Rendra, Minggu dinihari 7 Juni 2015.
Sementara itu, menurut salah seorang penumpang perahu asal Pamekasan, Ines, ia bersama rombongan sangat panik saat perahu yang mereka tumpangi mati mesin. Kepanikan semakin menjadi setelah setir perahu tradisional perahu tersebut patah.
"Perahu terombang-ambing dihantam ombak besar. Kondisinya semua sangat panik, apalagi pas setir perahu patah," kata dia.
Sebelumnya, rombongan memulai perjalanan Sabtu pagi dari Pelabuhan Kalianget ke Pulau Gili Labak. Pulau ini belakangan memang sedang tren di kalangan masyarakat karena keindahan pesisir dan pemandangan bawah lautnya yang mempesona.
Rombongan kemudian kembali ke Pelabuhan Kalianget sekira pukul 17.00 WIB. Namun, baru 15 menit bertolak dari Pulau Gili Labak, perahu yang mereka gunakan tiba-tiba mati di tengah laut. Alhasil, perahu pun terombang-ambing setelah dihantam ombak.
Beruntung, setelah berhasil dievakuasi, tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Berikut identitas ketujuh korban perahu tersebut:
1. Tri Sugiarto (20 tahun), Surabaya
2. Devina (19), Pamekasan
3. Ines (20), Pamekasan
4. Putri Amelia (20), Surabaya
5. Vega Cristian (20), Surabaya
6. Tika Arista (19), sidoarjo
7. Mufid (47), Sumenep.
Laporan: Veros Afif
Baca Juga :
Menurut Kapolres Sumenep, AKBP Rendra Radita Diwayana, tujuh orang itu terdiri dari empat perempuan, dua orang laki-laki, dan seorang nelayan.
"Saat ditemukan, kondisi para korban nampak memprihatinkan. Mereka mengalami kedinginan yang teramat sangat setelah berjam-jam di laut," ujar Rendra, Minggu dinihari 7 Juni 2015.
Sementara itu, menurut salah seorang penumpang perahu asal Pamekasan, Ines, ia bersama rombongan sangat panik saat perahu yang mereka tumpangi mati mesin. Kepanikan semakin menjadi setelah setir perahu tradisional perahu tersebut patah.
"Perahu terombang-ambing dihantam ombak besar. Kondisinya semua sangat panik, apalagi pas setir perahu patah," kata dia.
Sebelumnya, rombongan memulai perjalanan Sabtu pagi dari Pelabuhan Kalianget ke Pulau Gili Labak. Pulau ini belakangan memang sedang tren di kalangan masyarakat karena keindahan pesisir dan pemandangan bawah lautnya yang mempesona.
Rombongan kemudian kembali ke Pelabuhan Kalianget sekira pukul 17.00 WIB. Namun, baru 15 menit bertolak dari Pulau Gili Labak, perahu yang mereka gunakan tiba-tiba mati di tengah laut. Alhasil, perahu pun terombang-ambing setelah dihantam ombak.
Beruntung, setelah berhasil dievakuasi, tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Berikut identitas ketujuh korban perahu tersebut:
1. Tri Sugiarto (20 tahun), Surabaya
2. Devina (19), Pamekasan
3. Ines (20), Pamekasan
4. Putri Amelia (20), Surabaya
5. Vega Cristian (20), Surabaya
6. Tika Arista (19), sidoarjo
7. Mufid (47), Sumenep.
Laporan: Veros Afif