Bekas Markas Legiun Mangkunegaran Dipenuhi Jemuran
- VIVA/Dody Handoko
VIVA.co.id - Pintu masuk Markas Legiun Mangkunegaran masih berdiri kokoh dan gagah, seakan memperlihatkan fungsinya dulu sebagai markas pasukan bersenjata maupun pasukan berkuda yang amat disegani di tanah Jawa.
Di balik pintu gerbang itu, terlihat sejumlah perempuan tengah asyik mengobrol sambil minum jamu. Di sebelah wanita duduk tadi, terdapat ruangan dengan pintu bercat hijau setinggi sekitar tiga meter dari kayu jati.
Di bagian dalam, di sebelah kanan dan kiri, nampak jemuran dan barang-barang penghuni gedung berserakan. Ada ruangan yang seperti gudang berisi kayu dan perabotan rumah tangga tak terurus. Ruangan di sisi kiri dan kanan nampaknya untuk tempat tinggal beberapa keluarga.
"Gedung Legiun untuk tinggal abdi dalem," kata Adi, seorang abdi dalem Pura Mangkunegaran.
Salah seorang warga berkaos oblong bercerita sejarah ruang-ruang bekas markas pasukan berkuda dan pasukan bersenjata meriam Mangkunegaran. "Dulu, ruangan-ruangan yang kosong itu untuk kandang kuda. Warga sini ada juga yang kakeknya anggota legiun, mereka punya foto kakeknya pakai seragam, terlihat gagah," ujar seorang warga.
Kehebatan markas Legiun Mangkunegaran ini tinggal kenangan. Tinggalah bangunan tua tak terawat, di dalamnya berisi jemuran baju, tumpukan barang rumah tangga dan penjual nasi di pojokan. Padahal dulunya, bangunan ini merupakan markas angkatan bersenjata Kadipaten Mangkunegaran yang dibentuk dan dibangun pada zaman Sri Mangkunegara II bertahta.
Markas Mangkunegaran ini dikenal sebagai korps militer yang menampung menampung bekas pasukan perang Pangeran Sambernyawa.
Dinding bangunan ini dibentuk dari batu bata merah yang sangat tebal dan besar, sehingga membentuk dinding yang memiliki ketebalan 40 cm. Lantai yang digunakan untuk membentuk konstruksi pada lantai atas tersusun bukan dari beton bertulang melainkan masih menggunakan balok-balok besar berukuran tebal 20 cm X 40 cm.
Dinding-dinding yang gagah dan kuat pada bangunan ini dipercantik dengan adanya kusen jendela dan pintu yang berukuran tinggi hingga 400 cm. Balok-balok pembentuk kusen pintu dan jendela ini adalah kayu jati yang dilengkapi dengan teralis baja .
Dijumpai banyak sekali bekas istal-istal kuda di dalam bangunan ini. Istal kuda terbentuk dari konstruksi kayu jati yang masih berukuran relatif tebal dan besar. Bagian atap istal kuda menggunakan atap genteng berglasur yang hingga saat ini masih banyak dijumpai di tempat ini.
Lantai pada sebagian besar bangunan Kavallerie-Artillerie ini kebanyakan menggunakan batu kali bertekstur sangat kasar.
(asp)