Hasil Lab 'Beras Plastik' Nihil, Ini Kata Wali Kota Bekasi
Kamis, 28 Mei 2015 - 14:25 WIB
Sumber :
- VIVA/Erik Hamzah
VIVA.co.id - Wali Kota Bekasi, Jawa Barat, Rahmat Effendi mengaku tak berniat membuat situasi gaduh dengan mengumumkan hasil uji laboratorium terkait beras plastik yang ditemukan di daerahnya. Uji laboratorium bahkan dilakukan PT Sucofindo, sebuah lembaga yang memiliki kredibilitas.
"Tugas saya (umumkan hasil uji laboratorium), sebagai Kepala Daerah adalah untuk menjaga kondusifitas. Mengantisipasi segala persoalan yang ada di lingkungan masyarakat," ujar Rahmat, usai acara ramah tamah dengan wartawan di Pendopo Pemkot Bekasi, Kamis 28 Mei 2015.
Namun, apa yang disampaikannya berbeda dengan hasil laboratorium sejumlah lembaga dan kementerian. Hasil uji laboratorium terhadap 25 sample beras yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Perdagangan, Polri dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi justru menyebutkan negatif mengandung polimer.
Kendati begitu, Rahmat mengklaim, situasi di tengah masyarakat sudah berangsur kondusif. Dampaknya, ujar Rahmat, masyarakat kini lebih berhati hati saat membeli bahan yang akan dikonsumsi.
"Jangan diinterpretasikan ini semua pada persoalan negatif. Pokoknya Pemkot Bekasi sudah clear," katanya.
Rahmat tak menampik jika perbedaan hasil uji laboratorium membingungkan masyarakat. Tapi Wali Kota Bekasi menyerahkan sepenuhnya persoalan tersebut kepada pemerintah pusat.
"Kalau Pemerintah bilang tidak ada. Berati tidak ada, ya, sudah. Tapi kalau seandainya betul ada ditemukan, berarti kecolongan," tambahnya.
Rahmat mengingatkan, apa yang disampaikannya terkait temuan beras palsu di Bekasi adalah hasil uji laboratorium PT Sucofindo. Perusahaan itu menguji sample beras dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bekasi.
"Kalau beda (dengan hasil yang diumumkan Kapolri), itu, kan, bukan kata saya. Itu hasil lab Sucofindo. Mereka, kan, ada metodologi, adalah hasil satu institusi yang memutuskan. Berkenaan, dengan bahwa beras yang diuji mengandung bahan satu dan lainnya. Kredibilitas institusi (Sucofindo), harus dipertanggungjawabkan."
Baca Juga :
"Tugas saya (umumkan hasil uji laboratorium), sebagai Kepala Daerah adalah untuk menjaga kondusifitas. Mengantisipasi segala persoalan yang ada di lingkungan masyarakat," ujar Rahmat, usai acara ramah tamah dengan wartawan di Pendopo Pemkot Bekasi, Kamis 28 Mei 2015.
Namun, apa yang disampaikannya berbeda dengan hasil laboratorium sejumlah lembaga dan kementerian. Hasil uji laboratorium terhadap 25 sample beras yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Perdagangan, Polri dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi justru menyebutkan negatif mengandung polimer.
Kendati begitu, Rahmat mengklaim, situasi di tengah masyarakat sudah berangsur kondusif. Dampaknya, ujar Rahmat, masyarakat kini lebih berhati hati saat membeli bahan yang akan dikonsumsi.
"Jangan diinterpretasikan ini semua pada persoalan negatif. Pokoknya Pemkot Bekasi sudah clear," katanya.
Rahmat tak menampik jika perbedaan hasil uji laboratorium membingungkan masyarakat. Tapi Wali Kota Bekasi menyerahkan sepenuhnya persoalan tersebut kepada pemerintah pusat.
"Kalau Pemerintah bilang tidak ada. Berati tidak ada, ya, sudah. Tapi kalau seandainya betul ada ditemukan, berarti kecolongan," tambahnya.
Rahmat mengingatkan, apa yang disampaikannya terkait temuan beras palsu di Bekasi adalah hasil uji laboratorium PT Sucofindo. Perusahaan itu menguji sample beras dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bekasi.
"Kalau beda (dengan hasil yang diumumkan Kapolri), itu, kan, bukan kata saya. Itu hasil lab Sucofindo. Mereka, kan, ada metodologi, adalah hasil satu institusi yang memutuskan. Berkenaan, dengan bahwa beras yang diuji mengandung bahan satu dan lainnya. Kredibilitas institusi (Sucofindo), harus dipertanggungjawabkan."