Beras Plastik Diduga Mulai Rambah Yogyakarta
- ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko
VIVA.co.id - Beras plastik tidak saja diberedar di Bekasi Jawa Barat, namun peredarannya telah sampai wilayah Yogyakarta. Sinarmo salah seorang warga dari Dusun Duwet, Desa Karangwuni, Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul, DIY mengaku curiga dengan beras yang dibelinya dari sebuah warung yang tak jauh dari rumahnya.
"Beras itu teksturnya berbeda dengan beras raja lele yang selama ini saya konsumsi. Beras raja lele itu saya campur dengan beras yang saya beli di warung agar tambah pulen," katanya saat ditemui, kemarin.
Kecurigaan bertambah ketika beras yang dibeli dari warung di desanya saat dicuci, butiran beras terasa licin.
"Saat dicuci, kata istri saya berasnya licin,"ucapnya.
Untuk membuktikan beras tersebut beras asli atau beras platik, Sunarmo mengaku membakar beras hasil panennya dengan beras yang dibeli dari warung.
"Saat beras panen dibakar, beras pecah-pecah, namun beras yang dibeli dari warung ternyata mengumpal menjadi satu," ungkapnya.
Sunarmo mengatakan, untuk mengantisipasi penyakit akibat beras tersebut, dia dan keluarga memilih hanya mengolah makanan hasil dari panen.
"Saya memilih masak nasi dari hasil panen, sementara tidak dicampur dengan beras yang dibeli di toko. Karena beberapa hari terakhir saya susah buang air besar, sejak mengkonsumsi beras itu," katanya.
Sementara itu untuk membuktikan beras plastik tersebut, petugas polsek Rongkop yang datang ke lokasi yang terletak di perbatasan Gunungkidul dengan Pracimantoro, Jateng, dipimpin langsung Kapolsek Rongkop AKP Sunarto langsung mengambil sampel beras yang dicurigai tersebut.
"Saya membawa sampel beras untuk diserahkan pihak berwenang untuk diteliti," katanya.
Kepala Seksi Distribusi dan Perlindungan Konsumen Disperindagkop ESDM, Kabupaten Gunungkidul, Supriyadi mengatakan telah menindaklanjuti temuan beras yang diduga beras plastik tersebut.
"Kita telah mendatangi warung yang menjual beras yang diduga bercampur dengan beras plastik," katanya.
Menurutnya meski pihaknya sudah melakukan uji dengan membakarnya, namun belum bisa memastikan apakah beras tersebut berasal dari plastik atau tidak.
"Belum bisa dipastikan, masih kita tunggu hasil laboratorium dinkes," ujarnya.
Supriyadi mengatakan, pihaknya lalu menelusuri pedagang disekitar kecamatan Rongkop untuk mengetahui jalur distribusi.
"Dari penuturan pedagang, beras diperoleh dari Pati Jawa Tengah, karena disini kan perbatasan, jadi distribusinya langsung masuk," ucapnya.
Salah seorang pedagang mengatakan, pihaknya mendapatkan pasokan dari Pati, karena merupakan jalur distribusi langsung. Sebab, kecamatan Rongkop merupakan wilayah perbatasan dengan Jawa Tengah.
"Saya mendapatkan pasokan sebesar 25 karung perminggu dari distributor di Pati," kata Irma, pedagang beras.
Namun demikian dia mengaku tidak mengetahui apakah beras yang dijualnya merupakan beras platik atau bukan. Sebab, sudah bertahun-tahun menjual beras tidak ada keluhan dari konsumen.
"Belum pernah ada keluhan dari konsumen," tuturnya.